Kabar24.com, BEIJING--Tiongkok menegaskan tidak akan pernah menginginkan tragedi terpisahnya Taiwan dari negara itu terjadi kembali.
Media nasional mengutip Presiden Xi Jinping pada Minggu yang memberikan peringatan keras kepada pulau itu.
Tiongkok menganggap bahwa Taiwan yang demokratis dan memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai sebuah provinsi yang membangkang, harus dikembalikan ke bawah kekuasaannya bahkan akan menggunakan kekerasan jika diperlukan.
Pasukan nasionalis melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah berkecamuknya perang saudara Tiongkok.
Beijing telah berulang kali memperingatkan seluruh pergerakan apapun yang mengarah kepada kemerdekaan sejak kemenangan telak Tsai Ing Wen dan Partai Demokratis Progresif (DPP) dalam pemilihan umum parlementer dan presidensial Taiwan.
Saat pertemuan dengan para perwakilan Shanghai hingga pertemuan tahunan parlemen, Xi mereferensikan terkait lepasnya Taiwan ke tangan Jepang 1895 lalu pada saat dinasti Qing, yang kemudian menduduki pulau itu sebagai tempat jajahannya hingga akhir Perang Dunia II.
"Kami dengan tegas menentang segala bentuk aktivitas 'kemerdekaan Taiwan' dalam bentuk apapun, melidungi kedaulatan dan integritas teritorial negeri, dan tidak akan pernah mengizinkan tragedi bersejarah negara ini untuk terulang kembali," Xi mengatakan.
"Ini merupakan keinginan bersama dan keteguhan diri dari seluruh rakyat Tiongkok. Itu juga merupakan komitmen dan tanggung jawab besar kami bagi sejarah dan rakyat," dia menambahkan.
Tsai mengatakan bahwa dia akan mempertahankan perdamaian dengan Tiongok, dan media nasional Tiongkok juga telah mengutip dirinya yang menawarkan untuk mempertahankan status quo dengan Tiongkok.
Tanpa mengacu secara langsung kepada Tsai, yang akan menduduki kursi pemerintahannya pada Mei mendatang, Xi mengatakan bahwa kebijakan Tiongkok terhadap Taiwan sudah jelas dan konsisten serta tidak akan berupah dalamm keadaan politik Taiwan yang bagaimanapun.
"Warga negara dari kedua belah sisi Selat Taiwan mengharapkan adanya perkembangan damai dalam hubungan lintas-selat, dan kami tidak boleh mengecewakan mereka," dia menambahkan.
Banyak dari mereka yang berada di Tiongkok menaruh kecurigaan mendalam terhadap Tsai.
Berbicara pada Minggu dalam sebuah pertemuan tambahan parlemen, Lin Xianshun, seorang pejabat kemiliteran Tiongkok yang membelot dari Taiwan pada 1989, mengatakan bahwa Tsai merupakan seorang yang "licik" yang ingin mengambil keuntungan dari hubungan ekonomi yang baik dengan Tiongkok dan pada saat yang sama berusaha memperjuangkan kemerdekaan Taiwan.
Delapan tahun terakhir disebut disebut sebagai saat dimana rendahnya ketegangan antara Tiongkok dengan Taiwan, setelah pemilihan umum 2008 yamg dimenangi oleh Ma Ying Jeou yang dekat dengan Tiongkok dan pemilihan kembali dirinya dalam pemilu berikutnya.
Ma menandatangani serangkaian kesepakatan ekonomi kunci dengan Beijing dan mengadakan pertemuan bersejarah dengan Xi di negara netral, Singapura ada November lalu.
Namun sebuah kesepakatan perdagangan yang kontroversial telah mengalami hambatan dalam parlemen pulau itu setelah adanya demonstrasi pada 2014 atas kesepakatan perdagangan dengan Beijing.
Xi mengatakan kedua belah pihak harus memperdalam hubungan ekonomi dan sosial.
Tiongkok Tak Akan Lepaskan Taiwan
Tiongkok menegaskan tidak akan pernah menginginkan tragedi terpisahnya Taiwan dari negara itu terjadi kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
13 jam yang lalu