Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi Riau mengungkapkan debit air yang masuk ke pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Koto Panjang, Kabupaten Kampar meningkat delapan kali lipat akibat curah hujan yang cukup tinggi di Bukit Barisan.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengungkapkan pihaknya bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga pemerintah kabupaten telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi masalah banjir di Riau.
"Saya juga ikut turun memantau. Saya lihat pintu PLTA Koto Panjang itu memang debit air yang masuk ke PLTA 8 kali lipat dari biasanya," ujarnya di Kompleks Istana negara, Jumat (12/2/2016).
Menurutnya, peningkatan debit air itu disebabkan hujan dengan intensitas yang tinggi di bagian barat Provinsi Riau terutama bukit barisan. Pasalnya, sungai-sungai yang mengalir di Riau sebagian besar hulunya di Bukit Barisan.
Dia mengharapkan agar curah hujan yang turun tidak tinggi. Pasalnya, di menilai jika dampak banjir tersebut sudah bergeser ke hilir. Jadi desa di hilir bakal kena dampaknya. Kalau hujan turun terus di hulu akan makan waktu lagi. "Saya harap agar curah hujan nggak tinggi," ujarnya.
Rachman mengungkapkan jika pihaknya memang belum menghitung berapa jumlah anggaran yang telah dikeluarkan untuk mengatasi masalah banjir di Riau. Pihaknya lebih mengutamakan mengatasi masalah tersebut agar korban dan juga rumah-rumah tidak terlampau banyak.
BNPB juga turut membantu di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Rokan Hulu, masing-masing Rp250 juta. Ke depan, Rachman bakal memperkuat daerah aliran sungai (DAS) sehingga tidak ada penebangan di kawasn itu agar tetap bisa menahan air. Ini yang perlu kita pertahankan dan saya harap masyarakat juga turut mengawasi.