Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Joko Widodo Rapat Bersama ADB

Presiden Joko Widodo melakukan rapat bersama sejumlah delegasi Asian Development Bank (ADB) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/2/2016).
 Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao (Kiri) berbincang dengan Deputy Country Manager ADB Indonesia Resident Mission Edimon Ginting, jumpa pers di Jakarta, Selasa (12/1/2015)./JIBI-Bisnis-Abdullah Azzam
Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao (Kiri) berbincang dengan Deputy Country Manager ADB Indonesia Resident Mission Edimon Ginting, jumpa pers di Jakarta, Selasa (12/1/2015)./JIBI-Bisnis-Abdullah Azzam

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo melakukan rapat bersama sejumlah delegasi Asian Development Bank (ADB) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Sejumlah menteri yang mendampingi presiden dalam pertemuan itu antara lain Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Presiden ADB Takehiko Nakao bersama delegasi tiba di Istana Merdeka pada sekitar pukul 09.10 WIB.

Sebelumnya, Takehiko pada Kamis telah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menawarkan kepada pemerintah Indonesia peningkatan jumlah pinjaman pembiayaan pembangunan infrastruktur di Tanah Air.

Dana pinjaman yang disediakan ADB kepada pemerintah Indonesia meningkat sejak 2014 yang mencapai 710 juta dolar AS menjadi 1,5 miliar dolar AS pada 2015.

"Kami ingin mendukung pembangunan di Indonesia tidak hanya di bidang infrastruktur, tetapi juga di bidang pendidikan, perbankan dan sektor swasta," kata Takehiko.

Sementara itu, Deputi Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Wismana Adi Suryabrata mengatakan skema baru yang ditawarkan ADB berbeda dengan tiga skema sebelumnya, yakni pinjaman berbasis hasil (result-based lending), pinjaman langsung (direct lending), dan pinjaman konvensional atau

"Mereka menawarkan pencairan pinjaman berdasarkan kebutuhan pendanaan proyek-proyek APBN. Jadi tidak kaya procurement (pengadaan) sesuai mereka, namun ketika proyek itu selesai dan ada kekurangan pendanaan, mereka bisa menutupinya," kata Wismana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper