Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rencana Mendag Lembong Soal Kesepakatan TPP

Menteri Perdagangan, Thomas Lembong mengatakan Pemerintah Indonesia akan mengkaji, mempelajari dan menganalisa terkait dengan perdagangan bebas Asia Pasifik atau Trans-Pasific Partnership (TPP) sekurang-kurangnya 6-12 bulan mengingat banyak hal yang perlu dipahami.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Perdagangan Thomas Lembong (tengah), Menteri Perindustrian Saleh Husin (kiri) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan) memukul gendang peresmian pembukaan pameran Trade Expo Indonesia ke-30 Tahun 2015 di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10). Pameran tahunan yang menampilkan berbagai produk dari Indonesia yang berkualitas ekspor itu digelar hingga 25 Oktober 2015. /ANTARA
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Perdagangan Thomas Lembong (tengah), Menteri Perindustrian Saleh Husin (kiri) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan) memukul gendang peresmian pembukaan pameran Trade Expo Indonesia ke-30 Tahun 2015 di Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10). Pameran tahunan yang menampilkan berbagai produk dari Indonesia yang berkualitas ekspor itu digelar hingga 25 Oktober 2015. /ANTARA

Bisnis.com, KUALA LUMPUR--Menteri Perdagangan, Thomas Lembong mengatakan Pemerintah Indonesia akan mengkaji, mempelajari dan menganalisa terkait dengan perdagangan bebas Asia Pasifik atau Trans-Pasific Partnership (TPP) sekurang-kurangnya 6-12 bulan mengingat banyak hal yang perlu dipahami.

"Teks lengkap TPP ini jumlahnya cukup banyak mencapai 6000 halaman. Tentu perlu waktu untuk mempelajarinya," ucapnya kepada media massa disela-sela pelaksanaan Asean Summit yang berlangsung di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), Jumat.

Disebutkannya, kalau pun menggunakan 30 pakar perekonomian maka mereka masing-masing akan mempelajari sebanyak 200 halaman. Namun demikian, lanjutnya, terkait TPP, butuh waktu yang realistis sekitar tiga tahun.

Ia menyebutkan bahwa banyak ekonom melihat TPP ini sangat ambisius dan meragukan Indonesia. "Dari 12 negara yang sudah menyatakan ikut TPP terdapat Vietnam dan Peru. Mereka saja bisa melakukannya. Apakah kita kalah dengan kedua negara tersebut," tegasnya.

Oleh karenanya, Indonesia perlu melakukan banyak perencanaan seperti apa saja peraturan yang mungkin kita ubah, melatih Sumber Daya Manusia (SDM), kesiapan infrastruktur dan lainnya.

Selanjutnya, Mendag menambahkan pentingnya Indonesia memiliki perjanjian dagang (Trade Agreement) dengan Uni Eropa mengingat pasar di kawasan tersebut cukup menjanjikan.

Pasar Uni Eropa sangat penting sekali karena terdapat 400 juta orang dengan nilai perekonomiannya mencapai 19 triliun dolar AS per tahun.

Dengan kawasan ini, Indonesia meraih surplus sekitar 7-10 miliar dolar AS dan kita mau mengenjot menjadi lebih tinggi lagi," ucapnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper