Kabar24.com, PEKANBARU -- Aksi pencabulan kian mengancam ketenangan hidup anak-anak di Indonesia, salah satunya di Pekanbaru.
Sepanjang atahun ini, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Pekanbaru menerima 61 laporan kekerasan terhadap anak yang didominasi 28 laporan tentang aksi pencabulan.
Bidang Hukum P2TP2A Pekanbaru Asmanidar mengatakan penyebab pelaku melakukan tindakan seksual karena sering menonton adegan porno di internet.
"Modusnya selalu sama. Pelaku adalah orang yang dekat dengan korban. Pelaku selalu membujuk korban dengan mengiming-imingi, seperti memberi uang jajan," katanya, Jumat (30/10/2015).
Asmanidar mengatakan untuk melakukan pencegahah, orang tua harus mendekatkan diri kepada anak secara lebih intens. Sehingga, kegiatan anak mudah terpantau.
Kekerasan seksual berdampak membunuh mental anak, seperti menyebabkan trauma, stres dan depresi.
P2TP2A juga melakukan pendampingan psikologis untuk memulihkan kembali mental anak.
Untuk mengatasi hal ini, P2TP2A akan mengungsikan korban ke Rumah Perlindungan Trauma Center yang dibuat oleh Dinas Sosial Provinsi Riau.
Di banding tahun lalu, kasus pelecehan seksual terhadap anak meningkat dari tahun lalu yang hanya 11 kasus.
"Bukan berarti kasusnya meningkat. Itu hanya secara data saja. Tahun ini, kasus kekerasan anak banyak karena orang tua sudah tahu harus melapor ke P2TP2A. Kalau tahun lalu, orang tua enggan melapor," katanya.
Selain itu, kasus kekerasan lain, seperti trafficking, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penculikan juga terjadi di Pekanbaru.