Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak hanya menuruti permintaan dunia dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
Pramono Anung, Sekretaris Kabinet, mengatakan Presiden meminta utusan Indonesia untuk Conference of Parties ke 21 di Paris menggunakan karakteristik negara kepulauan dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
"Indonesia sebagai negara kepulauan harus mempunyai karakter dan kekhasan terhadap apa yang disampaikan, sehingga tidak hanya sekadar mengikuti apa yang menjadi kemauan dunia," kata Pramono di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Sarwono Kusumaatmadja, Ketua Dewan Pengarah Perubahan Iklim, mengatakan Presiden Jokowi meminta utusan Indonesia untuk Conference of Parties nanti fokus kepada isu pangan, energi, dan sumber daya air.
Menurutnya, perubahan iklim yang terjadi belakangan sangat mempengaruhi ketiga sektor tersebut, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih.
Apalagi, pemerintah saat ini berupaya memperbaiki tata kelola pangan, energi, dan sumber daya air, agar lebih bermanfaat untuk masyarakat.
"Arahan Presiden sebenarnya sudah kami pikirkan, dan akan kami pertajam untuk disampaikan dalam konferensi di Paris nanti," ujarnya.
Sarwono menuturkan Indonesia memiliki posisi yang unik dalam persoalan perubahan iklim.
Saat ini, Indonesia bukan hanya menjadi korban dari perubahan iklim, tetapi juga menjadi pihak yang sangat menentukan dalam upaya menyelesaikan persoalan perubahan iklim.
Bahkan, lanjut Sarwono, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam melaksanakan upaya-upaya penyelesaian perubahan iklim, seperti penanganan deforestasi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.