Bisnis.com, TANGERANG - Dinas Pendidikan Kota Tangerang menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap Triyono, Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Pabuaran Tumpeng, Triyono yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap 12 siswanya.
"Sekarang jabatan kepala sekolahnya telah dicopot, kami sudah menunjuk kepala sekolah yang baru," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaludin saat dihubungi Tempo, Minggu (21/6/2015).
Triyono, kata Jamaludin, saat ini telah dimutasi menjadi staf di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Karawaci." Yang bersangkutan masuk dalam pembinaan kami."
Penonaktifan Triyono sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Pabuaran Tumpeng, menurut Jamaludin, sebagai salah satu respons pemerintah menyikapi laporan dugaan asusila yang dilakukannya pada siswa sekolah dasar itu.
"Kami masih menggunakan asas praduga tak bersalah, sambil menunggu hasil penyelidikan polisi, dia dalam pengawasan dan pembinaan kami," katanya.
Jumat lalu, Dinas Pendidikan Bidang Pendidikan Dasar Kota Tangerangtelah melakukan pemeriksaan internal terhadap Triyono dan sejumlah saksi lainnya Jumat pekan lalu.
Triyono dilaporkan mencabuli 12 siswa sekolah itu sekitar dua bulan lalu. Menurut para orangtua yang melapor, sebanyak lima siswa laki-laki dan tujuh siswa perempuan dipanggil satu per satu ke ruang kantor kepala sekolah.
Mereka dituduh melakulan persetubuhan dengan siswa lainnya. Jika tidak mengaku para siswa diancam akan dipenjarakan hingga tidak naik kelas.
Kemudian para siswa dipaksa membuka celana dan kepala sekolah itu melakukan pelecehan seksual. Selain siswa laki laki didalam ruangan, Triyono diduga melakukan pelecehan secara verbal kepada siswa perempuan di luar ruangan.
"Kalau anak saya perempuan kelas III, mendapat pelecehan di luar ruangan," kata Purwoto, salah satu orang tua siswa.
Anak Purwoto, P, 9 tahun, duduk di kelas 3 sekolah itu mendapat pelecehan secara verbal ketika berada diluar ruang kelas. "Awalnya dikasih uang, diajak pacaran dan ditanya sudah pernah berhubungan badan belum," kata Purwoto menirukan anaknya.
Mendengar cerita anaknya sekitar dua hari lalu, Purwoto mengaku langsung emosi dan mendatangi kepala sekolah itu. "Ketika saya sampai di sekolah, sudah ramai, para orangtua siswa yang anaknya mengalami pelecehan banyak juga dan sudah berkumpul di sekolah," katanya.