Bisnis.com, SURABAYA — PT Pertamina Gas (Pertagas) telah mengirimkan 108 untuk pembangunan transmisi gas Gresik-Semarang (Gresem) melalui jalur kereta api, guna mengebut progres pembangunan proyek yang dijadwalkan siap operasi pada September 2016.
Menurut Sekretaris Perusahaan Pertagas Adiatma Sardjito, pipa-pipa berdiameter 28 inchi dan panjang 12 meter untuk proyek Gresem itu sudah tiba di stasiun Alastua, Semarang dari Bandar Samudera, Cilegon, Banten.
Dia mengatakan pengiriman pipa gas melalui moda transportasi kereta api itu adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Keputusan tersebut ditempuh oleh kontraktor proyek, yaitu konsorsium Wika, Rabana, dan Kelsri.
Adiatma menjelaskan pipa-pipa tersebut langsung dibongkarmuat ke tempat penampungan sementara (stock yard) di sekitar stasuyn Alastua, dan empat stasiun lain. “[Penggunaan kereta api ini] lebih efisien dan efektif,” jelasnya dalam pernyataan resmi, Senin (25/5/2015).
Kereta yang membawa pipa-pipa untuk proyek transmisi Gresom itu terdiri dari 20 gerbong, yang masing-masing bermuatan 9 pipa. Akan tetapi, hanya 12 di antaranya yang sudah tiba di Alastua, Semarang.
Sementara itu, 8 gerbong lainnya yang membawa sisa pipa dilaporkan masih mengalami gangguan pengiriman di stasiun Waruduwur, Cirebon, Jawa Barat.
Menurut rencana, pipa-pipa tersebut akan dipakai untuk merampungkan proyek transmisi sepanjang 270 km, yang membentang dari Gresik, Lamongan, Bojonegoro di Jawa Timur, hingga Blora, Grobogan, Demak, dan Semarang di Jawa Tengah.
Adiatma menjelaskan alokasi gas bakal didapatkan dari excess gas di Jatim, yang selanjutnya akan dipenuhi dari Lapangan Tiung Biru-Jambaran milik PT Pertamina EP mulai 2019. “Pipa tersebut nantinya diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi.”
Pertagas telah menggelontorkan kapital senilai US$230 juta untuk membangun pipa gas Gresem. Progres pembangunan proyek itu saat ini ditafsir telah mencapai 24%. Adapun, kapasitasnya mencapai 400-500 juta kaki kubik/hari.
Presiden Direktur Pertagas Hendra Jaya, saat ditemui di Surabaya beberapa waktu lalu, menjelaskan 90% jalur pipa Gresem akan mengikuti rute rel kereta api dari PT KAI (Persero).
Sehingga, jelasnya, gas yang dialirkan berpeluang untuk bisa didistribusikan ke segmen industri di sekitar Demak, Rembang, Kudus, dan Cepu. Bagaimanapun, saat ini pangsa pengguna dari segmen industri di Jateng maupun Jatim masih belum terlihat.
“Kami sedang mencari pasarnya, tapi yang penting saat ini adalah membangun infrastrukturnya terlebih dahulu. Ke depan, harapannya kami dapat mengambil peluang dari pengembangan gas kota.”
Hendra menjelaskan suplai untuk pipa gas Gresik—Semarang rencananya didatangkan dari korporasi energi asal Kanada; Husky Energy Inc. Namun, ke depannya suplai dapat juga menggunakan LNG.
Dia menambahkan pada 2025 diprediksi cadangan gas di lapangan bakal habis. Oleh karena itu, Pertagas telah mempersiapkan pembangunan floating storage senilai US$600 juta untuk tetap dapat menyuplai kebutuhan gas di Jatim.