Bisnis.com, JAKARTA-- Afrika Selatan terbuka untuk menjalin kerjasama sektor energi dengan Indonesia, terutama smelter dan bauran energi untuk pembangkit listrik di Indonesia.
Wakil Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengatakan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla membahas masalah energi, kerjasama perairan, kesehatan, dan pertahanan.
"Kami ingin memperkuat hubungan ekonomi kedua negara dan energi merupakan salah satu yang ingin kami jalin dengan serius," ujarnya usai pertemuan bilateral yang digelar di sela-sela Konferensi Asia Afrika 2015 di JCC, Kamis (23/4).
Di bidang energi, lanjut Ramaphosa, banyak sektor yang bisa dijalin kedua negara. Terkait kelistrikan, Afrika Selatan ingin bekerja sama untuk menyediakan bauran energi untuk pembangkit listrik.
"Indonesia punya banyak batubara begitu pun kami dan ingin meningkatkan kapasitas listrik. Jadi kami mencari diversifikasi energi untuk pembangkit listrik," tuturnya.
Ramaphosa juga menilai peluang investasi perusahaan tambang Afsel di Indonesia sangat terbuka. Apalagi teknologi pertambangan di negara ini dinilai sudah cukup maju dengan tumbuhnya industri penghiliran mineral (smelter).
"Kalau ada perusahaan Afsel yang mau berpartisipasi smelter atau pembangkit listrik di Indonesia, kami sangat terbuka," pungkasnya.
Sebelumnya, Deputi bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Azhar Lubis menuturkan investasi dari negara-negara Asia sudah banyak masuk ke Indonesia. Namun, dari perusahaan-perusahaan asal Afrika dinilai masih minim.
"Afrika Selatan kan punya pengolahan tambang, itu yang harus ditarik. Salah satu perusahaan tambang Afsel yang besar itu Sasol Limited," ungkapnya.
Berdasarkan data BKPM, pada 2013 investasi langsung (foreign direct investment/FDI) dari negara-negara Afrika di Indonesia mencapai US$801,7 juta dan menyusut menjadi US$664 juta pada 2014. Adapun investasi dari Afrika Selatan masih sangat kecil.
KAA 2015: Afrika Selatan Buka Peluang Investasi Smelter dan Energi
Afrika Selatan terbuka untuk menjalin kerjasama sektor energi dengan Indonesia. Utamanya, smelter dan bauran energi untuk pembangkit listrik di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Gita Arwana Cakti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
54 menit yang lalu
KPK Duga Pengadaan LNG Pertamina 2013-2014 Tidak Disertai Kajian dan Studi
3 jam yang lalu
Legislator PKS Protes Sekolah Internasional Kena PPN 12%
5 jam yang lalu