Bisnis.com, JAKARTA - Politikus senior Akbar Tandjung prihatin atas perpecahan partai Golkar yang hingga saat ini masih jadi perdebatan di tingkat elite. Ia meminta para petinggi partai segera islah agar dapat mengakhiri konflik internal partai.
"Kalau menurut saya penyelesaian terbaik tunggu sampai munas, karena munasnya ada di antara dua munas yang resmi, bisa disebut munas luar biasa," katanya seusai menghadiri ulang syukuran Hari Ulang tahun Kelompok Pendidikan dan Bisnis Sahid Group di gedung Sahid Sudirman Center, Sabtu (14/3/2015).
Dalam munas luar biasa tersebut, sambung Akbar semua pihak terkait yang berkepentingan dengan partai bertemu untuk menghasilkan kepemimpinan baru yang definitif. Mahkamah Partai Golkar telah merekomendasikan munas selambat-lambatnya Oktober tahun ini.
Munas harus dilaksanakan secepatnya kalau bisa bulan April 2015 besok sekaligus konsolidasi partai untuk agenda-agenda politik terutama pilkada yang akan dilakukan serentak tahun ini. Berdasarkan estimasi tahapan pilkada dimulai Juni sehingga waktunya sangat mepet.
Akbar khawatir Golkar tidak bisa mencalonkan pilkada jika masih terpecah. Yang lebih ngeri jika tidak ikut 200 pilkada, dipastikan partai beringin sulit mendapatkan suara pada pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019.
"Untuk Golkar menurut saya paling tidak April sudah konsolidasi sehingga punya waktu dua bulan untuk menyiapkan calon kepala daerah," kata Akbar yang pernah menjabat Ketua Umum Golkar 1998-2004.
Selama tiga kali pemilu perolehan kursi Golkar menyusut pada 2004 128 kursi, tahun 2009 jadi 106 kursi dan tahun 2014 hanya 91 kursi. Akbar memperkirakan 2019 kemungkinan hanya dapat separonya sekitar 40 kursi saja jika tidak ada pembenahan internal partai.
"Partai ini aset nasional dalam rangka memperkuat, konsolidasi sistem demokrasi dalam rangka rekrutmen kepemimpinan bangsa, makanya saya sangat sedih, semoga tuhan memberikan jalan keluar," tutur Akbar.