Bisnis.com, PEKANBARU -- Wilayah Sumatra masih menyimpan titik api yang tersebar di sejumlah titik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan satelit Terra & Aqua memantau ada sebanyak 234 titik panas atau "hotspot" tersebar di Pulau Sumatra yang menjadi indikasi masih adanya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Selasa (4/11/2014).
"Berdasarkan satelit terra dan aqua pada 4 November 2014 pukul 05.00 WIB, jumlah hotspot di Sumatera mencapai 234 titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, melalui pesan singkat kepada Antara di Pekanbaru.
Ia menjelaskan, Provinsi Sumatra Selatan tercatat paling banyak terdapat "hotspot" dengan jumlah 194 titik.
Kemudian diikuti oleh Provinsi Jambi ada 13 titik, Bangka Belitung 11 titik, dan Lampung ada 10 titik.
Sedangkan, di Provinsi Riau terdapat enam titik panas yang berada di Kabupaten Bengkalis (3), Pelalawan (2) dan Kepulauan Meranti (1).
"Untuk hotspot di Riau yang memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen ada satu titik di Kabupaten Bengkalis," kata Sugarin.
Menurut dia, polusi asap "kiriman" dari daerah lain berpotensi menyelimuti Riau karena angin secara umum berembus dari arah Tenggara hingga Barat daya menuju Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan 05-13 knot (9-25 km/jam).
"Cuaca Riau pada umumnya cerah berawan dan diselimuti kabut asap," ujarnya.
Menurut dia, potensi hujan ringan disertai petir berpeluang terjadi pada malam atau malam dini hari di wilayah Riau bagian Timur dan Utara.
Ia mengatakan polusi asap mempengaruhi jarak pandang di sejumlah daerah di Riau. Sebanyak empat daerah, yakni Kota Pekanbaru, Rengat, Dumai dan Pelalawan diselimuti asap hingga menurunkan jarak pandang pada pagi hari pukul 07.00 WIB.
Pada pagi hari jarak pandang di Kota Pekanbaru turun hingga tinggal 500 meter karena asap. Sedangkan, Kabupaten Pelalawan mencapai 600 meter, Rengat 800 meter dan Kota Dumai satu kilometer.
Hanya saja, kondisi jarak pandang tidak sampai mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.