Bisnis.com, BANDUNG—Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat menyatakan saat ini mayoritas pengembang di kawasan itu mengembangkan pola hunian dengan konsep green development.
REI Jabar menilai dari awal hingga pertengahan tahun 2014 pendirian kawasan green developmet menunjukan tren peningkatan, di mana para pengembang berlomba untuk menghadirkannya.
Ketua REI Jabar Yana Mulyana mengatakan salah satu contoh pengembang yang mengedepankan konsep hijau atau green development adalah Kota Baru Parahyangan dan diikuti oleh para pengembang lainnya.
“Konsep hijau oleh para pengembang properti ini harus jelas, tidak semata-mata hanya sekadarnya. Saat ini banyak para pengembang yang mengarah ke tren tersebut,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (30/9).
Menurut Yana, para pengembang yang mengedepankan konsep hijau ini biasanya mengambil jatah lahan dari presentase yang memang disediakan untuk infrastruktur sebesar 40% luas lahan yang ada dan sisanya untuk bangunan.
Dari jatah lahan 40% tersebut, para pengembang bebas untuk mengambil berapa persen lahan untuk area hijau karena harus digunakan juga untuk jalan, saluran air dan kebutuhan infrastruktur lainnya.
“Tidak hanya pada area lahan hijau, biasanya konsep ini juga didorong dengan desain rumah seperti memperbanyak penggunaan kaca untuk memudahkan cahaya matahari masuk dan sistem sirkulasi yang terbuka untuk mengurangi penggunaan pendingin ruangan.”’
Dia menjelaskan dibutuhkan investasi yang lebih besar bagi para pengembang untuk menghadirkan properti dengan konsep hijau tersebut, karena konsep efisiensi dalam desain bangunan biasanya dibantu oleh para konsultan.
Namun, tingginya pasar karena minat konsumen yang butuh akan konsep rumah seperti itu membuat para pengembang tidak ragu untuk terus mengembangkannya.
“Konsumen juga sudah sangat sadar, banyak efisiensi energi dan biaya yang didapatkan dari konsep tersebut, meskipun harganya relative pasti lebih tinggi. Dari sini, kami tahu pasarnya sangat potensial.”
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat mendukung pemukiman hijau terutama yang diperuntukan bagi kalangan buruh.
Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja menyatakan selama ini pembangunan perumahan tidak memperhatikan tata ruang seperti berdekatan dengan kawasan industri.
"Adanya konsep hijau yang dilakukan pengembang, bisa berdampak baik bagi kalangan industri untuk turut serta menjaga kelestarian lingkungan," ujarnya.
Menurutnya, pemukiman hijau harus diperbanyak di kawasan yang berdekatan dengan industri agar mudah diakses oleh kalangan buruh.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya bersama pemerintah dan pengembang akan memetakan konsep interagsi antara pemukiman hijau dengan kawasan industri.
"Hal ini bisa dilakukan di kawasan industri Aerocity Majalengka, sehingga untuk perumahan bagi kalangan buruh harus ada pemetaan yang terintegrasi dengan akses ke kawasan industri," ujarnya.
Secara terpisah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan pihaknya merencaaakan tiga tahap rencana terkait dengan pembangunan dan penataan untuk perumahan rakyat. "Ada upaya-upaya visioner yang kita siapkan terdiri dari tiga tahap," katanya.
Tahap pertama atau yang disebut dengan jangka pendek yakni perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) di beberapa lokasi di kelurahan Kota Bandung.
Tahap Kedua atau jangka menengah yakni penataan kawasan padat, penataan permukiman padat, dan peningkatan insfrastruktur permukiman.
Pengembang di Jabar Minati Konsep Green Development
Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat menyatakan saat ini mayoritas pengembang di kawasan itu mengembangkan pola hunian dengan konsep green development.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Adi Ginanjar Maulana, Ria Indhryani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium