Bisnis.com, PARIS--Departemen Luar Negeri AS telah memindahkan karyawan kedutaan besarnya di Libya ke Tunisia menyusul bentrokan antara milisi Libya di dekat kedutaannya di Tripoli.
Staf Kedutaan tiba di Tunisia pagi ini dan akan melakukan perjalanan dari sana, Marie Harf, juru bicara, mengatakan dalam sebuah pernyataan e-mail.
AS tetap berkomitmen untuk melangsungkan proses politik di Libya dan karyawan akan melanjutkan tugas mereka di Tunisia, Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan kepada wartawan di Paris, demikian dilansir Bloomberg, Sabtu (26/7/2014).
Kekerasan milisi di Tripoli "menimbulkan risiko yang sangat nyata bagi karyawan kami sehingga kami menangguhkan aktivitas diplomatik kami saat ini di kedutaan, tidak menutup kedutaan tetapi menangguhkan kegiatan," kata Kerry.
Bloomberg melaporkan bahwa kerusuhan kali ini merupakan yang terburuk dalam beberapa bulan terakhir, menyoroti kekacauan yang mendefinisikan upaya transisi Libya yang lebih dari tiga tahun setelah penggulingan dan pembunuhan pemimpin Muammar Qaddafi.
Pada 11 September 2012, empat orang Amerika termasuk Duta Besar Christoper Stevens, tewas dalam serangan terhadap senyawa diplomatik dan pos CIA di Benghazi, Libya.
Departemen Luar Negeri memperingatkan warga AS yang ingin melakukan perjalanan ke Libya dan merekomendasikan bahwa warga AS saat ini di Libya segera meninggalkan negara tersebut.