SEMARANG—Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Semarang menargetkan produksi furnitur dan kayu olahan akan meningkat 10% menjelang Lebaran tahun ini.
Peningkatan produksi itu karena didukung oleh engan permintaan masyarakat kian banyak guna keperluan Lebaran tahun ini.
Ketua Asmindo Semarang Erie Sasmito memaparkan kebanyakan pesanan produk furnitur dan kayu berasal dari domestik. Namun terdapat pula konsumen luar negeri yang menyukai produk furnitur dari Indonesia.
“Ada peningkatan kapasitas produksi sekitar 10%. Makanya sekarang kami genjot produksi,” ujar Erie kepada Bisnis, Rabu (2/7/2014).
Pihaknya mengatakan peran pemerintah untuk mengembangkan sektor mebel dan furnitur di Semarang cukup bagus. Hal itu terlihat, kata Erie, dari dukungan pemerintah setempat mengadakan pameran berkelas internasional yang melibatkan pengusaha mebel.
Erie menyakini target ekspor nasional untuk produk mebel dan furnitur senilai US$3 miliar dapat tercapai asalkan kondisi perekonomian di Indonesia berjalan stabil. Selain itu, pengusaha mebel berharap pesta demokrasi dengan agenda pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli bisa berjalan sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia dan membawa perubahan bagi sektor ini.
Direktur Eksekutif Asmindo Indrawan memproyeksikan nilai ekspor dan kerajinan pada tahun ini bisa menembus US$3 miliar atau naik 11,1% dibandingkan target ekspor pada tahun sebelumnya yang hanya US$2,7 miliar.
Dia menambahkan dari proyeksi itu, permintaan sektor permebelan masih dominan dengan nilai ekspor mencapai US$2,2 miliar. Sedangkan sektor kerajinan ditaksir bisa membukukan ekspor US$800 juta.