Bisnis.com, BANDUNG--Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat memprotes kebijakan pemerintah yang memutuskan mencabut subsidi listrik untuk industri golongan III dan IV pada 2014.
Ketua Apindo Jabar Deddy Widjaya meminta kebijakan pencabutan subsidi listrik ditunda karena momentum yang kurang tepat.
“Pemerintah harus mencermati dulu 'shutdown' AS hingga ekonomi dunia membaik. Jika hal ini dilakukan, akan berimbas lebih buruk terhadap kinerja industri,” katanya kepada Bisnis, Selasa (8/10/2013).
Deddy mengungkapkan jika pencabutan subsidi listrik dipaksakan pasti akan mengurangi daya saing sektor hulu yang akan membuat daya saing produk lokal kalah terhadap impor.
Apindo menilai semestinya industri hulu diberikan insentif agar dapat berkembang lebih besar untuk bersaing di tingkat nasional maupun global. Apalagi, sektor padat karya yang menyerap jutaan pekerja. “Jangan sampai hal ini terjadi, apalagi nanti masuk pasar bebas Asean 2015,” katanya.
Apindo menegaskan ancaman PHK massal akan terjadi akibat pengusaha tidak kuat menanggung beban biaya produksi yang mahal, ditambah momentum politik pada 2014 dipastikan ekonomi Indonesia dalam ketidakpastian.
Pemerintah diminta tidak gegabah dengan mencabut subsidi listrik industri besar karena hal ini menyebabkan tagihan listrik di pabrik meningkat 40%.
Apindo juga menyoroti penaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 15% pada tahun ini sebanyak tiga kali cukup membuat usaha industri terpukul.
Menurutnya, kinerja PLN selama ini masih buruk, sehingga sebelum mencabut subsidi seharusnya kualitas pelayanannya bisa diperbaiki terlebih dulu. "Kami juga setuju industri tidak boleh dapat subsidi, tetapi kasih batas waktu misalnya 3 tahun," ujarnya.
Keberatan pun disampaikan Ketua Asoiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Ade Sudrajat yang menganggap pencabutan subsidi listrik akan menyulitkan pencapaian target ekspor tekstil 2014.
Ekspor tekstil 2014 ditargetkan naik sebanyak 5% atau US$13,6 miliar dari total ekspor 2013 senilai US$13 miliar.
“Target ekspor sebanyak 5%, tetapi target tersebut tampaknya sangat sulit dicapai dengan adanya pencabutan subsidi listrik. Prediksi saya, ekspor tekstil 2014 akan tetap di angka US$13 miliar,” ujarnya.
Ade manambahkan, target ekspor tekstil semakin berat dengan rencana kenaikan upah minimum kota/kabupaten ditambah lumpuhnya layanan pemerintahan (shutdown) di Amerika.
Pasalnya, Amerika menjadi negara tujuan ekspor tekstil terbesar dari Indonesia. Saat ini, pasar Amerika telah melakukan penghematan impor tekstil dari Indonesia.
Ade menyatakan, selain menurunnya produksi tekstil, harga jual tekstil Indonesia juga malah mengalami penurunan sebanyak 8% selama 2013. Hal ini karena harga tekstil negara lain, terutama Vietnam dan Korea Selatan, sangat kompetitif.
“Pemerintah Vietnam dan Korsel memberikan subsidi listrik pada industri tekstilnya sehingga harga tekstil di dua negara tersebut relatif murah. Sedangkan Indonesia malah ingin mencabut subsidi listrik sehingga menurunkan harga jual produk tekstil,” ujarnya. (Rani Fadila/Adi Ginanjar/)
Pengusaha Jabar Minta Pencabutan Subsidi Listrik Ditunda
Bisnis.com, BANDUNG--Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat memprotes kebijakan pemerintah yang memutuskan mencabut subsidi listrik untuk industri golongan III dan IV pada 2014.Ketua Apindo Jabar Deddy Widjaya meminta kebijakan pencabutan subsidi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Herdi Ardia
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 menit yang lalu
Diskusi Elsam, Komnas HAM Soroti Proses Penyelesaian Pelanggaran HAM
2 jam yang lalu
Budi Arie Ternyata Diperiksa terkait Kasus Korupsi Judi Online
5 jam yang lalu