Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Rupiah Jeblok Perajin Tempe Kurangi Produksi

Bisnis.com, MALANG - Melambungnya harga kedelai akibat nilai tukar rupiah anjlok membuat perajin tempe di Kota Malang dan Kota Batu mengurangi produksi.       

Bisnis.com, MALANG - Melambungnya harga kedelai akibat nilai tukar rupiah anjlok membuat perajin tempe di Kota Malang dan Kota Batu mengurangi produksi.
       

Saat ini perajin tempe di sentra produksi Sanan Kecamatan Blimbing Kota Malang harus mengurangi produksinya menjadi hanya 25 kg per hari dari sebelumnya sebesar 35 kg per hari. Selain itu guna menekan kerugian perajin juga mengurangi ukuran tempenya dengan menahan untuk tidak menaikkan harga jual.
         

Bendahara Koperasi Primer Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Sanan Kota Malang, Muhammad Isman, mengatakan kenaikan harga kedelai harga kedelai dari Rp7.000 per kg menjadi Rp8.800 per kg mengancam kelangsungan usaha perajin tempe di Sanan.
         

“Perajin berharap pemerintah untuk segera turun tangan karena sangat dimungkinkan harga kedelai bisa menembus Rp9.000 per kg,” kata Isman di Malang, Selasa (27/8/2013).
         

Kendati harga kedelai mahal, tetapi pasokan bahan baku kedelai relatif lancar. Sehingga ketersediaan bahan baku kedelai untuk pembuatan tempe dan tahu di Sanan untuk memasok sekitar 380 perajin sejauh ini cukup aman.
         

Sementara itu perajin tahu di Kota Batu sengaja menaikkan harga jualnya akibat kenaikan harga komoditi kedelai akibat naiknya nilai dolar AS terhadap rupiah.
         

Pengusaha tahu Kota Batu Riyanto mengatakan kenaikan harga kedelai tersebut  berdampak pada produksi tahu rumahan miliknya meski stok kedelai relatif lancar.
         

“Kenaikan harga kedelai saat ini cukup memberatkan perajin tahu seperti kami,” ujarnya.
         

Kendati stok kedelai stabil namun kenaikan harga tersebut diantisipasi perajin dengan menaikan harga jual tahu kepada para konsumen mengikuti kenaikan harga kedelai Rp1.600  per kg dari sebelumnya Rp7.300 per kg menjadi Rp8.900 per kg.
         

Selama ini dalam sehari pihaknya menghabiskan sekitar 4-5 kwintal kedelai untuk dijadikan tahu sebanyak 40-50 tong. Selanjutnya harga jual tahu naik sebesar Rp14.000 per tong dari Rp94.000 per tong menjadi Rp108.000 per tong.
         

Kenaikan harga jual tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menekan kerugian akibat mahalnya harga bahan dasar pembuatan tahu. Kendati opsi untuk menaikkan harga jual tersebut dirasa berat perajin. “Karena beban konsumen juga semakin berat menyusul naiknya harga kebutuhan pokok seperti daging dan lainnya,” tambah dia.
         

Foreign Agriculture Service (FAS) American Embassy Ali Abdi di Malang mengatakan impor kedelai yang masuk ke Indonesia mayoritas digunakan untuk pembuatan tahu dan tempe.
         

“Sehingga kondisi yang ada saat ini sangat berpengaruh terhadap harga kedelai impor di pasaran termasuk juga untuk kebutuhan bahan pakan sapi perah,” sambungnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Sofi’I
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper