Bisnis.com, WASHINGTON—Standard & Poor’s menurunkan peringkat utang Italia menjadi BBB dengan mempertimbangkan lemahnya prospek ekonomi dan terganggunya sistem keuangan negara tersebut.
Para analis S&P menjelaskan penilaian peringkat utang Italia tetap negatif setelah diturunkan dari level BBB+. Meskipun European Central Bank melakukan pelonggaran besar-besaran, suku bunga riil bagi perusahaan nonfinansial di Italia lebih tinggi dari level saat sebelum terjadi krisis.
“[Peringakat utang Italia saat ini] masih 2 level lebih tinggi dari level terburuk, sehingga hal itu cukup melegakan,” ujar Roberto Perli, mitra Cornerstone Macro di Washington, seperti dikutip Bloomberg.
Menurutnya, volatilitas dalam jangka pendek masih akan terjadi tetapi tidak lebih besar dari yang diperkirakan.
Adanya kebijakan penghematan memberi kesempatan bagi Italia untuk memangkas defisitnya sesuai dengan batasan Uni Eropa. Akan tetapi, kebijakan tersebut ternyata justru memperburuk pertumbuhan negara itu.
Ketika perekonomian akan mengalami kontraksi untuk bulan ke-8 dan angka pengangguran berada di level tertinggi sejak 1977, Perdana Menteri Enrico Letta terpaksa menunda kenaikan pajak penjualan dan menghentikan pembayaran pajak properti.
S&P mengatakan penurunan peringkat mencerminkan pandangan mereka terhadap semakin memburuknya prospek ekonomi Italia pada saat pertumbuhan riil hanya mencapai rata-rata -0,04%. Mereka menambahkan rendahnya pertumbuhan terjadi akibat kakunya pasar tenaga kerja dan produk Italia.