Bisnis.com, BEIJING—Prospek perdagangan China memburuk karena eksportir kehilangan kepercayaan menghadapi permintaan luar negeri yang lesu sepekan terakhir, disertai lonjakan biaya tenaga kerja dan penguatan mata uang yuan.
Kekhawatiran itu muncul setelah ekspor China susut 3,1% pada Juni dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, penurunan pertama sejak Januari 2012 dan di bawah ekspektasi pasar. Kondisi ini menandakan perlambatan ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia itu.
Para ekonom memperkirakan ekspor tumbuh 4% dan impor mananjak 8% bulan lalu.
Juru bicara Bea Cukai China Zheng Yuesheng mengatakan data perdagangan Juni kemungkinan lebih merefleksikan kondisi sebenarnya kinerja ekspor China setelah pemerintah mulai mengungkap praktik pembukuan arus masuk spekulatif eksportir dalam kesepakatan dagang, yang melonjakkan data ekspor awal tahun ini.
"Ekspor pada kuartal ketiga tampaknya suram," kata Zheng, Rabu (10/7/2013), sambil menyebutkan bahwa 49,2% responden dalam survei bulanan biro itu untuk Juni menunjukkan penurunan nilai order ekspor dan 43,8% menyatakan tidak optimistis mengenai ekspor mereka dalam 2—3 bulan ke depan.
Survei itu juga mengungkapkan bahwa 69,1% eksportir mengeluh soal peningkatan biaya secara keseluruhan, 70,5% responden menyebutkan kenaikan biaya tenga kerja dan 59,8% mengeluh soal penguatan yan yang memukul bisnis mereka.