BISNIS.COM,JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan para menterinya untuk memastikan kesiapan perubahan kurikulum pendidikan agar jangan sampai ada persoalan di kemudian hari.
"Perlu pembahasan di tingkat kabinet agar manakala kurikulum ini dberlakukan, tidak ada lagi persoalan di tingkat implementasi," ujar SBY ketika membuka rapat terbatas dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di Kantor Presiden, Selasa (2/4).
Lebih lanjut SBY menegaskan pentingnya pengembangan kurikulum pendidikan, metodologi pengajaran, serta bahan ajar harus disesuaikan dengan situasi.
"Kita menyadari bahwa di era globalisasi, transformasi pendidikan nasional itu dinamis, termasuk kurikulumnya. Perubahan kurikulum harus punya urgensi dan tujuan yang tepat dan benar. Tidak boleh mengada-ada," katanya.
SBY mengaku mengikuti perbincangan di tengah publik terkait rencana perubahan kurikulum, baik perbincangan yang bersifat pro maupun kontra.
Dia berharap perubahan kurikulum tersebut memberikan beban kepada orang tua murid, terutama dari kalangan kurang mampu, karena harus menyiapkan teks baru.
Selain itu, dia juga berharap tidak ada pandangan bahwa ganti menteri makan ganti pula kurikulum.
"Saya berkomunikasi dengan Mendikbud. Intinya sejauh mana kesiapan penerapan kurikulum baru dan bagaimana sosialisasinya. Jika segalanya sudah dipastikan, sudah tepat dan benar, sudah siap, mari jalankan," ujarnya.
KURIKULUM PENDIDIKAN: Ini Perintah SBY Kepada Para Menterinya
BISNIS.COM,JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan para menterinya untuk memastikan kesiapan perubahan kurikulum pendidikan agar jangan sampai ada persoalan di kemudian hari."Perlu pembahasan di tingkat kabinet agar manakala kurikulum
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
40 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
1 jam yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
34 menit yang lalu
Ganjar Kritisi Kenaikan Tarif PPN 12%, Begini Katanya
1 jam yang lalu
MA Tolak Kasasi Sritex (SRIL), Status Pailit Inkrah!
1 jam yang lalu