BISNIS.COM, NEW JERSEY, AS--Seorang nasabah HSBC Holdings Plc di New Jersey mengaku bersalah menghindari pajak US$1,2 juta dari pendapatannya dan menggunakan rekening di India untuk menyembunyikan sebagian uangnya.
Menurut Jaksa Paul Fishman, Sameer Gupta, pemilik saham bisnis grosir pelengkapan dewasa di New York, telah memasukkan pembelaannya pada Selasa (26/2) di pengadilan federal di Newark, New Jersey.
Gupta mengakui bahwa antara 2006-2009 ia mengalihkan penerimaan dari bisnisnya, JS Marketers, dan menggunakan skema faktur palsu untuk menipu Internal Revenue Service (IRS).
Catatan pengadilan menunjukkan Gupta juga mengakui bahwa ia mengalihkan pendapatannya ke 17 rekening bank, termasuk enam di HSBC India.
Gupta menghadapi ancaman 5 tahun penjara. Dia setuju untuk membayar kembali pajak dan denda, serta denda US$259,045 karena lalai mengajukan Laporan Bank dan Rekening Dana Asing atau FBAR.
Pengacaranya, Kevin Marino, belum memberikan tanggapan atas kelanjutan kasus pajak tersebut.
HSBC adalah salah satu dari setidaknya 11 perusahaan Swiss sedang diselidiki oleh jaksa AS terkait penggelapan pajak ke luar negeri. Unit HSBC Swiss memberikan daftar karyawan untuk membantu penyelidikan jaksa AS.
Sejak 2009, setidaknya 84 orang telah didakwa dengan kejahatan pajak oleh AS, termasuk dua lusin bankir asing, pengacara dan penasihat. Beberapa nasabah HSBC telah didakwa atas kejahatan tersebut.
Lebih dari 38.000 orang Amerika menghindari tuntutan dengan memasukkan program amnesti IRS, yakni dengan membayar kembali pajak dan denda dibarengi dengan mengungkapkan bank dan bankir yang membantu mereka menyembunyikan rekening di luar negeri.
Pada Desember, HSBC yang berbasis di London, bank terbesar di Eropa, setuju untuk membayar US$1,92 miliar untuk menyelesaikan tuntutan jaksa AS atas pencucian uang. (Bloomberg/mtb)