Bisnis.com, JAKARTA — Sekitar 35.000 pelari berpartisipasi dalam perhelatan Sydney Marathon pada Minggu (31/8/2025), memecahkan rekor baru setelah acara tersebut menjadi bagian dari seri lomba-lomba maraton bersejarah seperti di London dan New York.
Sydney Marathon hari ini merupakan gelaran pertama saat telah menjadi bagian dari seri lari Abbott World Marathon Majors. Seri itu juga mencakup lomba maraton di Tokyo (Jepang), Boston (Amerika Serikat/AS), London (Inggris), Berlin (Jerman), Chicago (AS), dan New York (AS).
Dilansir dari Bloomberg, pemerintah negara bagian New South Wales mencatat bahwa Sydney Marathon telah meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir, dari sekitar 5.000 peserta pada 2022 menjadi 25.000 tahun lalu.
Jalur sepanjang 42,2 kilometer ini melintasi Jembatan Pelabuhan Sydney yang ikonik dan berputar melalui pusat kota serta Taman Centennial, sebelum berakhir di tangga Gedung Opera (Sydney Opera House) yang terkenal.
Hailemaryam Kiros Kebedew dari Etiopia meraih kemenangan di nomor putra, dan Sifan Hassan di nomor putri.
Daftar atlet maraton elit termasuk Eliud Kipchoge dari Kenya, orang pertama yang menyelesaikan jarak tersebut dalam waktu kurang dari dua jam, dan disebut sebagai yang terkuat di Sydney sejak kota tersebut menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2000.
Baca Juga
Marcel Hug dan Susannah Scaroni masing-masing menjadi yang pertama dalam kontes kursi roda putra dan putri.
Beberapa perkiraan memproyeksikan tambahan 73 juta dolar Australia, atau sekitar US$48 juta dalam pengeluaran pengunjung di New South Wales dalam tiga tahun mendatang setelah Sydney naik ke level Majors.
Lomba maraton di New York memberikan efek ekonomi sekitar US$427 juta pada 2019, menurut penelitian yang ditugaskan oleh penyelenggaranya.
Pasar pariwisata olahraga, yang mencakup orang-orang yang bepergian untuk menonton atau berpartisipasi dalam acara, diperkirakan bernilai lebih dari US$1,7 triliun pada tahun 2032—naik dari US$609 miliar pada tahun 2023—menurut laporan Forum Ekonomi Dunia.