Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika Gempa Dahsyat Guncang Jepang, Kerugian Ekonomi Bisa Tembus US$1,81 Triliun

Ekonomi Jepang berisiko kehilangan US$1,81 triliun jika terjadi gempa besar hingga memicu tsunami di lepas pantai Pasifiknya
Jalan rusak usai gempa  7,6 magnitudo mengguncang  Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa, pada Senin (1/1/2024) pukul 16.10 waktu setempat/Reuters
Jalan rusak usai gempa 7,6 magnitudo mengguncang Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa, pada Senin (1/1/2024) pukul 16.10 waktu setempat/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jepang berisiko kehilangan US$1,81 triliun jika terjadi gempa besar hingga memicu tsunami di lepas pantai Pasifiknya. Bencana ini juga akan meruntuhkan ratusan bangunan dan berpotensi menewaskan sekitar 300.000 orang.

Dilansir dari Reuters, Senin (1/4/2025), otoritas Jepang memperkirakan kerusakan ekonomi yang diperkirakan mencapai 270,3 triliun Yen, atau hampir separuh dari total produk domestik bruto (PDB) negara itu, naik tajam dari perkiraan sebelumnya sebesar 214,2 triliun yen karena perkiraan baru tersebut memperhitungkan tekanan inflasi dan data medan dan darat terkini yang telah memperluas area banjir yang diantisipasi.

Adapun, Jepang merupakan salah satu negara yang paling rawan gempa bumi. Pemerintah Jepang memperkirakan sekitar 80% kemungkinan terjadinya gempa bumi berkekuatan 8 hingga 9 skala Richter di sepanjang zona dasar laut bergetar yang dikenal sebagai Palung Nankai.

Berdasarkan skenario terburuk, berdasarkan potensi gempa berkekuatan 9 skala Richter di wilayah tersebut, Jepang kemungkinan akan mengalami 1,23 juta pengungsi atau 1% dari total populasinya.

Sebanyak 298.000 orang dapat meninggal akibat tsunami dan bangunan runtuh jika gempa terjadi larut malam di musim dingin, menurut laporan tersebut.

Palung ini berada di lepas pantai Pasifik barat daya Jepang dan membentang sejauh sekitar 900 km (600 mil), tempat Lempeng Laut Filipina menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Akumulasi tekanan tektonik dapat mengakibatkan gempa besar kira-kira sekali dalam 100 hingga 150 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper