Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Ancaman Tarif Trump, China: Tidak Ada Pemenang dalam Perang Dagang

Trump mengatakan akan mengenakan tarif hingga China menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke Amerika Serikat.
Pemenang Pemilu Presiden Amerika Serikat 2024 Donald Trump. Bloomberg/Christopher Dilts
Pemenang Pemilu Presiden Amerika Serikat 2024 Donald Trump. Bloomberg/Christopher Dilts

Bisnis.com, JAKARTA - Kedutaan Besar China di Washington mengatakan baik Amerika Serikat maupun China tidak akan memenangkan perang dagang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Kedutaan Besar China di AS, Liu Pengyu, menanggapi rencana Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada semua impor China saat dia mulai menjabat pada 20 Januari 2025.

"Terkait masalah tarif AS terhadap China, kami percaya bahwa kerja sama ekonomi dan perdagangan China-AS saling menguntungkan. Tidak ada yang akan memenangkan perang dagang atau perang tarif," kata Liu dikutip dari Reuters, Rabu (27/11/2024).

Trump mengatakan akan mengenakan tarif hingga China menghentikan aliran obat-obatan terlarang, khususnya fentanil, ke Amerika Serikat.

Dalam pernyataan tersebut, Liu mengatakan China telah mengambil langkah-langkah untuk memerangi perdagangan narkoba setelah kesepakatan dicapai tahun lalu antara Presiden Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Liu menuturkan, pihak China telah memberi tahu pihak AS tentang kemajuan yang dicapai dalam operasi penegakan hukum terkait AS terhadap narkotika.

"Semua ini membuktikan bahwa gagasan China yang dengan sengaja membiarkan prekursor fentanil mengalir ke Amerika Serikat sepenuhnya bertentangan dengan fakta dan kenyataan," kata Liu.

Telah terjadi kemajuan bertahap namun nyata dalam kerja sama untuk menghentikan perdagangan gelap bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi fentanil yang mematikan setelah Xi dan Biden sepakat untuk melanjutkan upaya bersama tahun lalu.

Amerika Serikat, tempat penyalahgunaan fentanil menjadi penyebab utama kematian, telah mendesak China untuk melakukan penegakan hukum yang lebih ketat, termasuk menangani keuangan gelap dan memperketat kontrol lebih lanjut terhadap bahan kimia tersebut.

Pada Juni lalu, jaksa agung China mendesak pejabat penegak hukumnya untuk fokus pada pemberantasan perdagangan narkoba, saat Beijing dan Washington meluncurkan penyelidikan gabungan yang langka terhadap narkoba.

Pada bulan Agustus, beberapa hari setelah pertemuan kelompok kerja antinarkoba gabungan, China mengatakan akan memperketat kontrol terhadap tiga bahan kimia yang penting untuk membuat fentanil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper