Bisnis.com, JAKARTA – Donald Trump menyerukan kepada para pendukungnya untuk menggelar protes massal terkait rencana penangkapannya oleh otoritas Amerika Serikat yang diperkirakan pada Selasa pekan depan. Adapun kantor kejaksaan Manhattan, New York telah menyelidiki mengenai kasus tutup mulut yang dilakukan pengacara Trump kepada seorang bintang porno.
Trump membuat deklarasi di situsnya, Truth Social, pada Sabtu (18/3/2023) pukul 7:26 pagi waktu setempat dalam sebuah pernyataan yang diakhiri dengan kalimat: “Kandidat terkemuka dari Partai Republik dan mantan presiden Amerika Serikat, akan ditangkap pada hari Selasa minggu depan. Protes. Kembalikan Bangsa Kita!"
Dua jam kemudian, juru bicara Trump mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Trump tidak menulis postingannya dengan pengetahuan langsung tentang waktu penangkapan, "Presiden Trump berhak menyoroti ketidakbersalahannya dan mempersenjatai sistem ketidakadilan kita," jelasnya.
Mengutip Reuters, Sabtu (19/3/2023), penyelidikan oleh kantor kejaksaan Manhattan dilakukan saat Trump mengincar pencalonan dari Partai Republik sebagai presiden pada 2024.
Tidak ada presiden AS, baik saat menjabat atau sesudahnya, yang menghadapi tuntutan pidana. Trump mengatakan dia akan terus berkampanye bahkan jika dia dituduh melakukan kejahatan.
Sebelumnya, Jaksa Distrik Manhattan, New York, Alvin Bragg telah menyelidiki dugaan kasus tutup mulut atau pembayaran diam-diam senilai US$130.000 yang dilakukan mantan pengacara pribadi Trump Michael Cohen kepada aktor porno Stormy Daniels.
Baca Juga
Sumber Reuters mengatakan Bragg telah memberikan bukti kepada dewan juri tentang pembayaran tersebut, yang terjadi pada hari-hari terakhir kampanye Trump pada 2016 sebagai imbalan atas diamnya Daniels tentang perselingkuhan yang menurutnya dia lakukan dengan Trump satu dekade sebelumnya.
Trump membantah perselingkuhan itu terjadi dan menyebut penyelidikan oleh Bragg yang seorang Demokrat, sebagai kampanye hitam.
Seorang saksi tambahan diperkirakan akan hadir di hadapan dewan juri pada Senin (20/3/2023), atas permintaan pengacara Trump.
Mengutip The New York Times, unggahan Trump pada Sabtu yang mendesak para pendukungnya untuk protes massal dan mengklaim kembali negara tersebut mengingatkan publik atas seruan yang dia posting secara online pada minggu-minggu sebelum serangan di US Capitol. Pada 19 Desember 2020, Trump pernah mengumumkan di Twitter bahwa dia akan mengadakan rapat umum di Washington pada 6 Januari 2021 dan "akan menjadi liar."
Pada rapat umum itu, Trump menyuruh para pendukungnya untuk berbaris ke Capitol, tempat berlangsungnya sertifikasi pemilihan presiden 2020. Ketika itu, dia sedang diselidiki oleh jaksa federal atas aktivitasnya sebelum penyerangan.
Adapun penyelidik kemudian menilai bahwa kelompok ekstremis sayap kanan serta pendukung Trump telah membaca tweet-nya sebagai undangan yang jelas. Mereka segera bertindak, memperoleh alat pelindung, menyiapkan saluran komunikasi terenkripsi, dan mempersiapkan "pasukan reaksi cepat" bersenjata berat untuk bergerak di luar Washington untuk acara tersebut.
Para pemimpin kelompok seperti Proud Boys dan gerakan milisi Three Percenters juga menyerukan anggotanya dengan bahasa kasar, dan saluran perpesanan pribadi mereka semakin dipenuhi dengan rencana untuk bergegas membantu Trump.