Bisnis.com, JAKARTA - Tim Olimpiade Matematika Indonesia tampil bersinar dalam perhelatan International Mathematical Olympiad (IMO) ke-63 di Oslo, Norwegia setelah berhasil mendapatkan satu medali perak, empat medali perunggu, dan satu honourable mention.
Adapun IMO merupakan olimpiade sains pertama kali diadakan pada 1959. Sejak saat itu, IMO ditetapkan sebagai acara tahunan dan masih menjadi olimpiade sains tertua dan terbesar di dunia. Pada tahun ini diikuti 598 siswa dari 104 negara.
Dalam pelaksanaannya, peserta diminta untuk menyelesaikan enam jenis soal matematika yang masing-masing terdiri dari tiga soal per hari dan harus dikerjakan selama 4,5 jam per harinya.
Keenam soal tersebut meliputi beberapa cabang ilmu matematika, yaitu aljabar, kombinatorika, geometri, dan teori bilangan.
Rafael Kristoforus Yanto dari SMA Penabur Gading Serpong menjadi peserta asal Indonesia yang berhasil meraih medali perak pada ajang IMO 2022.
Kemudian, medali perunggu diraih Sandy Kristian Waluyo dari SMA Penabur Cirebon, Maulana Satta Adigama dari SMA Taruna Nusantara, Evelyn Lianto dari SMK Mawar Sharon Surabaya, dan Vanya Priscillia dari SMAK Petra 2 Surabaya.
Baca Juga
Sedangkan penghargaan honourable mention berhasil diraih oleh Andrew Daniel Janong yang merupakan salah satu peserta didik dari SMAK 5 Penabur Jakarta.
Koordinator Juri Matematika Aleams Barra menyebut bahwa Indonesia berhasil melakukan perbaikan nilai secara signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini Indonesia berhasil meraih nilai total tim sebesar 151 yang sebelumnya hanya 99.
Namun, Barra mengatakan bahwa kenaikan nilai tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia, namun juga berbagai negara lainnya. Hal ini menyebabkan Indonesia yang semula berada di peringkat 32 harus turun ke peringkat 38.
Kendati demikian, dirinya tetap merasa bangga dengan capaian yang berhasil diraih oleh para peserta pada tahun ini dan juga terus mengapresiasi hasil kerja keras dari seluruh pihak.
“Anak-anak ini sudah melakukan yang terbaik dan untuk Puspresnas, saya turut mengapresiasi karena telah mempersiapkan olimpiade tahun ini,” tutur Barra dikutip dari Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Senin (18/7/2022).
Untuk terus meningkatkan kualitas para peserta, Barra mengusulkan agar seluruh aktivitas pembinaan dapat dilakukan secara luring.
Menurutnya, metode pembinaan secara daring cukup membatasi dirinya dengan peserta bimbingannya.
“Pembinaan dan pelatihan secara offline sangat penting bagi tim matematika karena para junior bisa melakukan diskusi mendalam dengan seniornya. Diskusi online selama ini menjadi tantangan tersendiri karena ilmu dari kakak-kakaknya yang mengikuti kompetisi sebelumnya tidak sepenuhnya turun ke adik-adiknya,” jelas Barra.