Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia mengapresiasi peran strategis BUMN dalam penanganan Covid-19 dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada fase pemulihan ekonomi, peran swasta perlu didorong.
Poppy Sulistyaning Winanti, Dosen pengajar di Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM mengatakan bahwa apresiasi kinerja BUMN oleh Bank Dunia menjadi jawaban atas peran BUMN dalam penanganan pandemi Covid-19.
Selama ini, katanya, Bank Dunia selalu memposisikan sebagai lembaga yang mengkritisi peran perusahaan BUMN dalam penanganan pandemi Covid-19. Bank Dunia akhirnya mengakui peran perusahaan BUMN dalam penanganan pandemi Covid-19.
“Selama ini banyak lembaga internasional melihat keberadaan BUMN penangan Covid-19 merupakan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah. Ini merupakan apresiasi yang diberikan lembaga internasional kepada perusahaan BUMN," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (8/4/2022).
Poppy menjelaskan di negara berkembang seperti Indonesia, peran perusahaan BUMN dalam mendukung program negara sangat besar. Berbeda dengan peran perusahaan BUMN di negara maju yang mengedepankan sektor swasta dalam penanganan Covid-19.
Pada saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia, negara dan masyarakat tidak bisa mengharapkan peran lebih dari perusahaan swasta nasional. Selain sektor swasta terkena dampak, swasta juga memiliki banyak keterbatasan dalam menangani pandemi Covid-19.
Baca Juga
"Sehingga mau tidak mau, suka atau tidak suka, peran perusahaan BUMN sangat diharapkan. Sebab perusahaan BUMN memegang peran sebagai kepanjangan tangan negara dalam hadir disaat pandemik Covid-19. Perusahaan BUMN mengambil peran yang tak bisa dilakukan sektor swasta," katanya.
Poppy melanjutkan pada saat proses recovery dan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, peran perusahaan BUMN harus lebih proposional. Peran swasta nasional di saat pandemi Covid-19 mengalami tekanan, diharapkan dapat kembali mengambil peran dalam pemulihan ekonomi.
Dengan memberikan ruang ke sektor swasta pada saat pemulihan pandemi Covid-19, menurut Poppy akan membuat akselerasi pemulihan ekonomi nasional menjadi lebih cepat. Lanjut Poppy, pemulihan ekonomi jangka panjang harus mempertimbangkan kompetisi yang lebih fair dan transparan yang melibatkan sektor swasta Nasional.
"Jika peran tidak proporsional, maka akan membuat perusahaan BUMN menjadi tidak sehat. Bagaimanapun perusahaan BUMN harus sehat agar dapat memberikan kontribusi lebih besar kepada negara,” tambahnya.
Respon cepatnya perusahaan BUMN saat pandemi Covid-19 seperti membuat rumah sakit darurat, masker, pengadaan APD dan obat-obatan, tak lepas dari peran Menteri BUMN Erick Thohir dalam memberikan arahan.
Menurutnya, tanpa ketegasan, arahan yang jelas dan langkah konkret yang diberikan Menteri BUMN Erick Thohir, peran perusahaan BUMN dalam merespon pandemi Covid-19 tidak akan optimal.
Poppy menuturkan peran Menteri Erick dalam membuat perusahaan BUMN melewati masa kritis di pandemi Covid-19 sangat vital. Pembenahan dan perbaikan yang Menteri Erick dinilai Poppy sudah tepat karena berhasil membuat perusahaan BUMN semakin sehat dan profesional.
"Menteri Erick sudah menunjukan profesionalisme dalam membenahi perusahaan BUMN. Restrukturisasi perusahaan BUMN untuk menjadi lebih sehat juga sudah dilakukan Menteri Erick. Menteri Erick juga membuat sistem untuk memastikan profesionalisme management perusahaan BUMN,” paparnya.
Poppy menyebut beberapa perusahaan BUMN yang cukup menonjol dalam kinerja keuangan dan good corporate governance antara lain Telkom, Bank BRI dan Bank Mandiri. Dia mengakui memang masih ada perusahaan BUMN yang masih dalam pembenahan, tetapi jumlahnya lebih sedikit ketimbang perusahaan BUMN yang memiliki kinerja baik.
"Perusahaan BUMN yang memberikan layanan kepada masyarakat sudah lebih baik kinerjanya. Sudah banyak perusahaan BUMN yang mulai pulih kinerjanya dan bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Tak hanya pada masa pandemi Covid-19 saja," imbuhnya.