Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia akan mendukung vaksinasi di negara berkembang dengan komitmen senilai US$12 miliar, mengimbangi upaya serupa di negara-negara maju.
Presiden Bank Dunia David Malpass dalam sebuah pernyataan menyusul pertemuan virtual 27 Januari 201 tentang pembiayaan vaksin dan strategi penyebaran vaksin Covid-19 Afrika, mengatakan dana tersebut dalam bentuk hibah atau pinjaman dengan persyaratan sangat longgar.
"Kami sedang mempersiapkan proyek pembiayaan vaksin darurat di 21 negara di Afrika, termasuk Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Niger, Mozambik, Tunisia, Eswatini dan Cabo Verde untuk beberapa nama. Dananya sekarang sudah tersedia," kata Malpass, dilansir Bloomberg, Minggu (31/1/2021).
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit Afrika, vaksinasi di benua itu untuk 60 persen populasi dari 1,3 miliar orang akan memakan biaya US$10 miliar hingga US$15 miliar.
Benua itu telah mengamankan 36 persen kebutuhan vaksinnya, dengan 25 persen dosis berasal dari inisiatif Covax dan 11 persen dari program Uni Afrika yang terpisah. Namun Afrika jauh tertinggal dari seluruh dunia dalam hal akuisisi dan suntikan, dengan negara-negara kaya telah mengamankan dosis vaksin lebih awal.
"Sejak wabah Covid-19 Maret lalu, Bank Dunia telah berkomitmen US$25 miliar kepada negara-negara Afrika untuk mendukung kesehatan dan pemulihan ekonomi mereka, dan kami memperkirakan akan memberikan tambahan US$ 15 miliar pada Juni,” lanjutnya.
Baca Juga
Malpass mendesak para pemimpin negara-negara Afrika untuk bergerak cepat mengamankan vaksinasi bagi populasi mereka, dan memanfaatkan sendiri pembiayaan yang tersedia dari bank itu.
Afrika Selatan, negara paling maju di benua itu, adalah salah satu negara yang tidak bergerak cepat untuk mendapatkan vaksin. Dosis pertama akan tiba pada 1 Februari setelah kritik luas atas kegagalan pemerintah untuk menandatangani perjanjian bilateral dengan pembuat obat pada 2020.