Bisnis.com, JAKARTA - Penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo pada 2016 ternyata penuh dengan perdebatan panjang, terutama terkait dengan kapan sebenarnya Pancasila pertama kali dicetuskan.
"Bahkan propaganda politik muncul yang seakan-akan mengkotak-kotakan Pancasila memiliki berbagai macam versi. Ada versi Pancasila 1 Juni [pidato Soekarno], ada versi tanggal 22 Juni [Piagam Jakarta], dan versi 18 Agustus [pengesahan UUD 1945]," ujar Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah dalam webinar Memperingati Hari Pancasila, Senin (8/6/2020).
Lebih lanjut, Pancasila versi 1 Juni bagi beberapa orang dianggap sebagai klaim para Soekarno-is, versi 22 Juni diklaim sebagai Pancasilanya kaum Muslim, dan Pancasila versi 18 Agustus sebagai klaim Orde Baru.
Walhasil, dengan diterbitkannya Keppres Nomor 24 Tahun 2016 memutus perdebatan mana versi Pancasila yang paling benar.
"Alhamdulillah setelah disepakati 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, maka dengan demikian Pancasila cuma ada satu, tidak ada versi-versi lain," ujar Ahmad.
Dia berharap agar tidak ada lagi akademisi atau pihak mana pun yang kembali mempertanyakan kapan Pancasila 'dilahirkan'.
Baca Juga
Profesor Riset Bidang Sejarah Sosial Politik LIPI Asvi Warman Adam menyampaikan bahwa seluruh 'versi' Pancasila tersebut merupakan runutan peristiwa yang tidak terpisahkan.
Menurutnya, semua itu hanya bagian dari proses menuju Pancasila yang hingga kini menjadi dasar Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.
"Memang ada perdebatan atau masukan-masukan oleh para founding father kita sehingga pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 itu mengalami perubahan pada 22 Mei 1945 dan akhirnya rumusan finalnya pada 18 Agustus 1945," katanya.