Bisnis.com, JAKARTA – Tak berlebihan bila disebut kasus Covid-19 yang disebabkan virus corona SARS-CoV-2 di tingkat nasional menjelang 10.000 orang.
Pada Rabu (29/4/2020), pemerintah melalui Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 mencatat bahwa secara kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia ada 9.771 orang. Padahal, pada Selasa (28/4/2020), jumlah kasus Covid-19 ada 9.511 orang. Maka, dalam selang sehari ada penambahan 260 kasus.
Penambahan 260 kasus itu lebih rendah dibanding penambahan kasus pada Selasa (28/4/2020) sebanyak 415 orang seperti dikutip dari grafik harian perkembangan kasus Covid-19 di portal www.covid19.go.id.
Kasus Covid-19 di ambang 10.000 orang didasarkan pada tren penambahan kasus Covid-19 per hari selama 30 hari dari 31 Maret 2020 hingga 29 April 2020.
Selama 30 hari, total penambahan kasus 8.257 orang. Artinya, rata-rata penambahan kasus sebanyak 275,2 sehari dengan pembulatan 275 kasus.
Dengan demikian, bila pada Rabu (29/4/2020) ada 9.771 kasus positif Covid-19, maka pada Kamis (30/4/2020), bisa jadi 10.046 kasus. Jika pun tidak, boleh jadi pada hari berikutnya, karena penemuan kasus Covid-19 di tengah masyarakat oleh tenaga kesehatan makin meningkat.
Baca Juga
Rapid Test dan PCR
Penambahan jumlah kasus konfirmasi Covid-19 mengindikasikan ada kemajuan dalam hal uji virus SARS-CoV-2.
Tes atau uji virus corona dilakukan dengan pemeriksaan usap tenggorok dan hidung atau swab secara real time polymerase chain reaction (PCR) di laboratorium dengan bio safety level (BSL) 2.
Sebelum sampai pada tes PCR, maka dilakukan rapid test yang tujuannya memeriksa antibodi.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus corona, sehingga dapat dilakukan pencegahan agar kasus Covid-19 tidak semakin bertambah di masyarakat.
Rapid test merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus SARS-Cov-2. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus corona.
Bila antibodi terdeteksi di dalam tubuh seseorang, maka orang tersebut pernah terpapar virus corona. Namun, pembentukan antibodi memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu.
Bila hasil rapid test negatif, pemeriksaan perlu diulang sekali lagi 7–10 hari setelahnya. Bila hasilnya positif, jangan panik dulu, karena antibodi yang terdeteksi bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau coronavirus jenis lain, bukan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Pada mereka yang hasil rapid test positif inilah dilakukan pengambilan swab untuk tes RT-PCR guna memastikan apakah benar terdapat infeksi SARS-CoV-2.
Grafik harian perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia/www.covid19.go.id
10.000 Tes PCR
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan untuk mengendalikan laju penularan Covid-19, ditargetkan 10.000 tes PCR sehari.
Penemuan kasus positif Covid-19 penting, karena setelah ditemukan kasus maka tenaga kesehatan akan melacak orang-orang yang pernah kontak dengan orang yang positif Covid-19.
Saat ini pemeriksaan RT-PCR dilakukan di 46 laboratorium dengan jumlah spesimen (swab) yang diperiksa sebanyak 86.985. Jumlah kasus yang diperiksa spesimen 67.784 orang.
Dari pemeriksaan ditemukan 9.771 orang positif Covid-19, dan 58.013 orang negatif. Adapun orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 221.750 orang, dan pasien dalam pemantauan (PDP) 21.653 orang.
Namun, kelangkaan reagen pemeriksaan RT-PCR pada pekan lalu membuat sejumlah laboratorium tidak dapat melakukan pemeriksaan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto menyebut setidaknya ada 7 laboratorium mengalami kendala pemeriksaan spesimen.
Pada 20 April 2020, misalnya, penambahan kasus 185 orang, padahal sehari sebelumnya 327 orang. Kemudian, pada 21 April jumlah kasus baru meningkat menjadi 375 orang, setelah pemerintah mendistribusikan reagen yang merupakan donasi Pemerintah Korea Selatan.
Total reagen PCR yang sudah didistribusikan 438.090 unit, dan viral transport medium (VTM) sebanyak 60.000 unit.
Kini, untuk mengejar 10.000 tes RT-PCR sehari, jumlah laboratorium yang melakukan pemeriksaan RT-PCR meningkat jadi 89.
Laboratorium itu terdiri atas 48 laboratorium di rumah sakit seluruh indonesia, 15 laboratorium di perguruan tinggi di Indonesia, 18 laboratorium di jejaring Kemenkes, 5 laboratorium di jejaring kesehatan daerah, serta 3 balai veteriner direktorart peternakan.