Bisnis.com, JAKARTA - Para taipan Asia berbondong-bondong membeli kembali saham mereka di saat para pemimpin industri di AS dan Eropa justru menahan diri karena wabah virus corona.
Softbank Group Corp milik Masayoshi Son telah menjanjikan buyback sebesar 2 triliun yen atau sekitar US$18 miliar. Miliarder India dan pemilik Sun Pharmaceutical Industries Ltd., Dilip Shanghvi, telah mengalokasikan dana US$225 juta untuk buyback.
Banyak perusahaan di Asia baru-baru ini membeli kembali saham mereka atau mengumumkan buyback baru dengan keyakinan bahwa saham mereka telah menjadi undervalued di tengah kekacauan pasar yang membangkitkan ingatan menyakitkan dari krisis keuangan global.
"Mereka yang melakukan buyback menandakan bahwa mereka memiliki neraca yang sehat dan cukup percaya diri untuk menghadapi penurunan ini," ujar Joel Ng, seorang analis di KGI Securities (Singapore) Pte., seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (26/3).
Menurut Ng, banyak perusahaan Asia berada dalam posisi keuangan yang jauh lebih kuat daripada rekan-rekan mereka di luar negeri. Sementara perusahaan AS dan Eropa telah mengakumulasi utang.
"Perusahaan-perusahaan Asia telah mengurangi hutang dan membangun simpanan cadangan uang tunai mereka," katanya.
Indeks S&P Dow Jones memperkirakan bahwa buyback S&P 500 tahun ini mungkin jauh lebih rendah dari perkiraan yang disampaikan sebelum pandemi virus corona merebak.
Sebelumnya, pembelian tahun ini diperkirakan mendekati atau melampaui rekor US$806 miliar yang dicapai pada 2018.
Daftar perusahaan A.S. yang menunda buyback termasuk AT&T Inc., Chevron Corp dan Intel Corp. Di Eropa, Credit Suisse Group AG, Royal Dutch Shell Plc, Eni SpA dan Total SA juga menahan buyback.
Sementara komitmen untuk membeli kembali saham selama gejolak ekonomi memiliki risiko, perusahaan Asia dapat mengikuti contoh SoftBank, yang kemungkinan menjadi kontributor terbesar untuk penghitungan buyback di kawasan Asia pada kuartal ini.
“Asia memiliki banyak perusahaan yang dioperasikan langsung oleh pendirinya, yang akan terus membeli saham di tengah keterpurukan. Perusahaan sudah seperti anak mereka sendiri,” kata Aneesh Srivastava, kepala investasi di Star Health and Allied Insurance Co.