Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Bolivia Evo Morales/harvardpolitics.com
Presiden Bolivia Evo Morales/harvardpolitics.com

Di tengah-tengah polarisasi berbahaya ini, Morales memilih untuk menenangkan diri dan berkompromi. Pada 27 Oktober, pemerintahnya menyetujui audit OAS tentang proses pemilihan dan berjanji untuk mematuhi temuan lembaga itu.

Ketika pada 10 November, laporan pendahuluan audit keluar. Di sinilah persoalan bermula ketika hasil tersebut seolah-olah menjadi hasi akhir.

Ada kesalahan statistik dari misi Electoral Observer sehingga seperti mendeteksi sebuah kecurangan tanpa menyebutkan berapa banyak suara yang bermasalah dan apakah posisi itu cukup untuk membatalkan pemilu tahap kedua.

Morales disebut tidak meraih sedikitnya 10 persen keunggulan dari lawannya.

Secara signifikan, laporan itu tidak memberikan bukti konkret atau mengidentifikasi lembar penghitungan yang bermasalah. Laporan audit kemudian menyerukan pemilihan baru.

Beberapa jam setelah rilis laporan itu, Morales, yang saat itu dengan cepat kehilangan kendali atas negara dan lembaga-lembaganya, setuju untuk menyerukan pemilihan baru dan mengumumkan penunjukan otoritas pemilihan yang baru.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper