Di tengah-tengah polarisasi berbahaya ini, Morales memilih untuk menenangkan diri dan berkompromi. Pada 27 Oktober, pemerintahnya menyetujui audit OAS tentang proses pemilihan dan berjanji untuk mematuhi temuan lembaga itu.
Ketika pada 10 November, laporan pendahuluan audit keluar. Di sinilah persoalan bermula ketika hasil tersebut seolah-olah menjadi hasi akhir.
Ada kesalahan statistik dari misi Electoral Observer sehingga seperti mendeteksi sebuah kecurangan tanpa menyebutkan berapa banyak suara yang bermasalah dan apakah posisi itu cukup untuk membatalkan pemilu tahap kedua.
Morales disebut tidak meraih sedikitnya 10 persen keunggulan dari lawannya.
Secara signifikan, laporan itu tidak memberikan bukti konkret atau mengidentifikasi lembar penghitungan yang bermasalah. Laporan audit kemudian menyerukan pemilihan baru.
Beberapa jam setelah rilis laporan itu, Morales, yang saat itu dengan cepat kehilangan kendali atas negara dan lembaga-lembaganya, setuju untuk menyerukan pemilihan baru dan mengumumkan penunjukan otoritas pemilihan yang baru.