Saat ini, apakah masih ada penghalang hubungan bilateral antara Indonesia dan Bosnia & Herzegovina?
Halangan pasti ada tetapi tidak signifikan, saat Business Matching 2019 yang diselenggarakan oleh KBRI di Sarajevo, Bosnia & Herzegovina pada tanggal 25 April 2019 terdapat sekitar 80 pengusaha hadir termasuk dari pemerintah juga, para pemain sepak bola mini di Sarajevo yang didukung oleh KBRI Sarajevo. Nama Indonesia juga semakin dikenal setelah serangkaian program yang dibuat. Apalagi, sejumlah pejabat negara Indonesia, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Negara Sofyan Djalil, serta mantan Menlu RI Bapak Hasan Wirayudha dan Bapak Alwi Shihab serta Bapak Anwar Nasution dari Bank Muamalat, juga kunjungan Menkopolhukam Bapak Wiranto, yang meskipun perjalanan tidak resmi, beliau diterima secara VVIP oleh Pemerintah Bosnia-Herzegovina juga kunjungan delegasi AD baru-baru ini termasuk anggota MPR dan DPR RI dan BNPT.
Bagaimana potensi investasi yang ada di Bosnia & Herzegovina?
Saya harus bekerja lebih keras lagi karena negara Bosnia-Herzegovina yang terletak di Eropa Timur ini akan masuk sebagai kandidat Uni Eropa meskipun jumlah penduduknya sekitar 4 juta jiwa, 2 juta lainnya berada di luar negeri [diaspora]. Saya lebih ingin ke arah perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Akan tetapi, memang masih ada kendala. Sebagai gambaran, saat TEI 2018, delegasi trade dari Bosnia & Herzegovina ingin membeli 15 ton ikan segar per bulan. Akan tetapi, jumlah itu tidak dapat dipenuhi oleh pihak kita. Padahal, nilai pembeliannya mencapai sekitar US$100.000 per bulan. Akhirnya, mereka mencari lagi dari pihak ketiga dan dapat ikan dari Indonesia yang tentunya dengan harga yang lebih mahal.
Bagaimana tren perdagangan Indonesia dan Bosnia & Herzegovina?
Perdagangan naik pada 2016--2017 tetapi turun drastis pada 2018 karena lebih banyak masalah ekonomi global. Tahun ini, kami inginnya naik. Dalam Business Matching 2019, sejumlah pesanan masuk. Bosnia menginginkan produk-produk antara lain wood pallet sampai dengan 500.000 ton per tahun, bubuk kakao, kerupuk udang, kacang tanah, kacang mede, kayu manis, dan kertas juga minyak sawit dan shortening, saya ingin ini harus terus berkembang dan tidak boleh berhenti. Kami telah membuka jalan tetapi kalau buka jalan tidak ada hasilnya cukup menyebalkan.
Apakah Anda memiliki target untuk perdagangan kedua negara?
Total perdagangan targetnya US$12 juta sampai dengan US$15 juta per tahun dalam 5 tahun ke depan. Sebelumnya, perdagangan kita juga sudah pernah menyentuh US$12 juta per tahun.