Bisnis.com, NUSA DUA — Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan pihaknya akan menerima pinjaman dari Asian Development Bank terkait bencana alam di Sulawesi Tengah sesuai kebutuhan.
"Tentu dong dicairkan sesuai kebutuhan juga," ujarnya, selepas menghadiri Global Infrastructure Finance, di Nusa Dua, Bali Sabtu (13/10/2018).
JK menambahkan data kerugian gempa dan tsunami di Palu, Donggala, dan sekitarnya akan diselesaikan sesegera mungkin. Setelah data selesai, pemerintah akan memutuskan berapa kebutuhan pinjaman yang akan ditarik dari Asian Development Bank (ADB) ataupun dari Bank Dunia.
Wapres menuturkan kedua lembaga internasional tersebut belum membicarakan detail skema pinjamannya.
"Belum, mereka baru menawarkan," terangnya.
Sebelumnya, di sela-sela Annual Meeting IMF-World Bank Group (WBG) 2018 di Bali, Jumat (12/10), Presiden ADB Takehiko Nakao bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan bela sungkawanya pada Indonesia dan masyarakat yang terdampak gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng).
ADB pun mengikrarkan bantuan darurat senilai hingga US$1 miliar untuk mendukung keperluan anggaran rekonstruksi di daerah terdampak.
Selain pinjaman bantuan anggaran darurat hingga senilai $500 juta, ADB siap memberi pembiayaan tambahan sekitar $500 juta melalui pinjaman proyek untuk mendukung rekonstruksi infrastruktur yang sangat penting, termasuk pasokan air dan sanitasi, sekolah, jalan dan jembatan, serta jaringan listrik.
Bantuan darurat $1miliar tersebut di luar program pinjaman reguler ADB bagi Indonesia yang rata-rata mencapai $2 miliar setiap tahunnya.
Pinjaman bantuan darurat ADB akan disiapkan dengan berkoordinasi dengan pemerintah, masyarakat yang terdampak, dan para pemangku kepentingan lainnya, serta diproses secara cepat untuk dapat segera disetujui Dewan Direktur ADB. Pinjaman tersebut akan memiliki ketentuan khusus berupa masa tenggang 8 tahun dan masa pembayaran kembali selama 32 tahun, lebih lama daripada biasanya.
ADB juga bakal memberi bantuan teknis guna mendukung kajian kebutuhan kerusakan yang dipimpin pemerintah serta perencanaan pemulihan dan rekonstruksi.
Sebelumnya pada 8 Oktober 2018, ADB telah menyetujui hibah darurat senilai US$3 juta yang berasal dari Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik (Asia Pacific Disaster Response Fund) untuk mendukung upaya pemberian bantuan dengan segera di Sulteng.