Kabar24.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha hotel di Jawa Timur memperkirakan potensi bisnis hotel pada tahun ini masih akan cenderung stagnan seperti tahun-tahun lalu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, M. Soleh mengatakan kecenderungan stagnan mengingat adanya faktor pemangkasan anggaran rapat oleh pemerintah sehingga sangat berpengaruh terdahap tingkat penghunian hotel.
"Kedua, tahun ini juga merupakan tahun politik jadi potensinya masih cenderung stagnan," katanya kepada Bisnis, Selasa (6/3/2018).
Dia mengatakan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Jatim memang tidak berbanding lurus dengan okupansi hotel. Ini lantara jumlah wisman di Jawa Timur hanya sekitar 50.000-60.000 orang/bulan, sedangkan jumlah total wisatawan mencapai 5 juta/bulan.
Dalam arti, kedatangan wisman tidak terlalu berpengaruh terhadap TPK (Tingkat Penghunian Kamar) hotel karena jumlahnya tidak sebanyak wisatawan lokal yang kadang tidak memerlukan tempat mengingap.
Tahun ini, lanjutnya, untuk meningkatan kinerja sektor perhotelan, PHRI Jatim akan lebih banyak menggunakan strategi marketing via online portal ataupun e-commerce serta mencari tambahan benefit lainnya.
Baca Juga
Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono mengatakan jumlah wisman ke Jatim melalui Bandara Internasional Juanda Januari 2018 ini naik sampai 55% bila dibandingkan Januari 2017, atau naik 19,08% bila dibandingkan Desember 2017.
Namun TPK hotel di Jatim justru menurun hingga 12,05% atau dengan rerata okupansi 51,41%.
"Dugaan kami, TPK hotel tidak sebanding dengan peningkatan kunjungan orang asing ini karena yang datang adalah ekpatriat yang kembali ke Jatim setelah liburan Natal dan Tahun Baru di negaranya sudah selesai," jelasnya.
Teguh mengatakan, sayangnya data kunjungan wisma ke Jatim lewat udara ini tidak terdeteksi dengan baik mengingat sejak 2005 tidak diberlakukan lagi pengisian kartu deembarkasi oleh Imigrasi yang biasanya tercatat tujuan kedatangan orang asing ke Jatim.
"Biasanya penumpang disuruh mengisi data saat tiba di bandara tapi sekarang tidak lagi," ujarnya.
Adapun BPS mencatat jumlah kunjungan wisman ke Jatim pada Januari 2018 mencapai 26.700 kunjungan, pada Desember 2017 mencapai 22.422 kunjungan dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mencapai 17.157 kunjungan.
Wisman terbanyak merupakan kebangsaan Malaysia mencapai 4.156 kunjungan, Singapura 1.368 kunjungan, dan Tiongkok 1.245 kunjungan.
"Dari beberapa negara mengalami penurunan kunjungan seperti Malaysia turun -42,33%, Singapura -50,13%, Jepang -0,51%, Thailand -19,79, tapi seperti Tiongkok malah naik 12,47%, Taiwan 61,88%, Korsel 64,15%, Amerika 10%, dan Australia 5,28%," jelasnya.