Dari segi kekuatan parpol pendukung, pasangan NH-Aziz jelas jauh mengungguli tiga rivalnya. Selain Golkar, empat partai lainnya yang mendukung pasangan ini adalah NasDem, Hanura, PKB, dan PKPI sehingga menguasai 35 dari 85 kursi DPRD Sulsel.
Tak hanya itu, pasangan NH-Aziz juga menguasai lebih dari separuh kepala daerah di 24 kabupaten/ kota di Sulsel. Maklum, Partai Golkar sebagai pemenang pemilu di Sulsel memiliki 10 bupati dan 6 wakil bupati.
Sementara, Partai NasDem dengan kekuatan 4 bupati dan 9 wakil bupati, sehingga jika ditotal, kedua partai memiliki 29 kepala daerah. Golkar juga diketahui memiliki 18 Ketua DPRD di Sulsel.
Selain itu, posisi Nurdin Halid, sebagai mantan Ketua Umum PSSI, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), dan Ketua Harian DPP Golkar pastinya memiliki jejaring hingga ke tingkat desa/keluharan, yang sangat mudah untuk dikonsolidasikan.
Akan tetapi, dengan segala kekutannya, NH juga memiliki kelemahan meski menyandang gelar sebagai tokoh nasional. NH juga sosok kontroversi dan publik tidak akan bisa melupakan bahwa sosok politisi senior Golkar itu pernah tersangkut sejumlah kasus hukum.
Salah satunya adalah dalam kasus penyalahgunaan dana distribusi minyak goreng Bulog. Akibatnya, Nurdin pernah mendekam di penjara sebagai nara pidana. Sisi ini bisa jadi menjadi sasaran tembak pihak lawan meski dia berpasangan dengan Aziz yang dikenal sebagai tokoh yang bersih dari kasus korupsi.