Bisnis.com, KOTABARU - Pertengahan Maret tahun depan warga Pulaulaut Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan akan lebih mudah mencapai daratan.
Pasalnya, akan ada kapal feri yang beroperasi mulai 17 Maret 2018 untuk menyeberangkan penumpang dari Pulaulaut dengan ke daratan Kalimantan.
Wakil Bupati Kotabaru H Burhanudin di Kotabaru, Kamis (28/12/2017) mengatakan, Pemkab Kotabaru sudah merencanakan untuk membuka pelayaran rute Sigam di Pulaulaut dengan Tanjung Batu, Kecamatan Kelumpang Tengah di daratan Kalimantan.
"Insya Allah kalau tidak ada halangan, 17 Maret pelayaran kapal feri rute Sigam-Tanjung Batu mulai dioperasikan," katanya.
Wakil bupati berharap, dengan beroperasinya kapal feri tersebut, distribusi sembilan bahan pokok (sembako), hasil pertanian dan perkebunan, serta barang-barang yang lainnya bisa lancar.
Karena selama ini, petani di Kecamatan Kelumpang Tengah, Kelumpang Utara dan sekitarnya kesulitan untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan mereka.
Hasil pertanian dan perkebunan petani dibeli murah oleh pengumpul, karena belum tersedianya sarana transportasi yang murah dan terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
Selama ini masyarakat terpaksa menggunakan transportasi darat untuk menuju ibu kota kabupaten, dari daerah kecamatan dengan jarak hampir 200 kilometer, dan biaya yang cukup mahal.
Oleh karenanya, dengan beroperasinya kapal feri diharapkan petani bisa mudah menjual hasil pertanian dan perkebunan, serta peternakan mereka ke kota, sebaliknya distribusi barang sembako juga yang lainnya bisa lancar.
Sebelumnya, Bupati Kotabaru H Sayed Jafar menuturkan, Pemkab Kotabaru berencana membangun "Tol Laut" dengan menyiapkan kapal feri penyeberangan Sigam, Pulaulaut-Kelumpang Tengah.
"Pembukaan pelayaran kapal feri Sigam-Kelumpang Tengah merupakan hasil kerja sama pemerintah daerah dengan perusahaan pelayaran PT Pelayaran Benua Raya Khatulistiwa," kata bupati.
Bupati berharap, dengan beroperasinya kapal feri penyeberangan itu nanti dapat memperlancar distribusi penumpang dan logistik di Pulaulaut dan Geronggang, Tanjung Batu, Kelumpang Tengah, Pudi kelumpang Utara dan sekitarnya.
Selain itu, terbukanya daerah terisolasi di daratan Kalimantan bagian timur dan Pulaulaut, serta tumbuh dan bekermbangnya usaha kecil mikro dan menengah UMKM.
Hal yang sama juga telah dilakukan pemerintahan Sayed Jafar-Burhanuddin, yakni Pulaulaut-Pulau Sebuku.
Sayed Jafar menyadari, tahap awal pembukaan pelayaran feri akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena pendapatan perusahaan belum mampu menutupi biaya operasional pengoperasian kapal feri.
"Seperti yang terjadi pada pelayaran di Pulaulaut-Pulau Sebuku yang pada tahap awal pihak perusahaan harus mensubsidi hingga Rp42 juta per bulan, karena pendapatan dari tiket penumpang belum bisa untuk menutupi biaya operasional," terang dia.
Namun subsidi tersebut semakin turun, dan kini berkurang hingga menjadi Rp25 juta per bulan.
Ia berharap, pengoperasian kapal feri penyeberangan antara daratan Kalimantan dengan Pulaulaut Kotabaru nanti bisa dibiayai dari hasil pendapatan penjualan tiket penumpang.