Kabar24.com, PEKANBARU - Kepala Bank Indonesia Riau Ismet Inono mengatakan Riau sangat bergantung dengan daerah Sumatra Barat, Sumatra Selatan dan Sumatra Utara untuk memasok stok bahan pangan di pasaran. Hal ini menyebabkan daerah itu rentan mengalami inflasi.
"Riau kata masih sangat bergantung ke daerah tertangga, yang menyebabkan perlu distribusi panjang barang dari luar daerah ke Riau. Jika ada masalah, distributor akan menaikkan harga," katanya, Selasa (2/8/2016).
Selain masalah rantai distribusi, pasar tempat menjual barang kebutuhan pokok di Riau juga belum kompetitif. Hal ini disebabkan belum ada pasar induk di Riau sehingga distribusi barang tidak terkonsentrasi pada satu titik pasar.
Akibatnya harga barang kian tidak kompetitif yang disebabkan mata rantai distribusi antar pasar juga belum maksimal.
"Selalu ada pemain di tengah-tengah itu antara produsen ke konsumen di pasar tradisional tadi. Ini juga harus diperhatikan karena pemain ini yang mendapatkan margin tinggi dibandingkan petani," katanya.
Ismet Inono, yang juga Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah Riau itu mengatakan strategi pengendalian inflasi dalam roadmap ini adalah usulan dari masing-masing daerah.
"Strategi ini adalah langkah dari masing-masing kabupaten, jadi dengan begitu setiap daerah harus memiliki kesadaran dan tanggungjawab menjalankan arah dari roadmap yang disusun ini," katanya.
Adapun TPID Riau pada semester II/2016 menargetkan inflasi daerah itu berada di level 4% plus minus 1%.