Bisnis.com, JAKARTA - Museum Memorial Holocaust Amerika Serikat dan Pemakaman Nasional Arlington melarang pengguna ponsel pintar "menangkap" Pokemon saat mengunjungi tempat tersebut.
Seperti tempat bersejarah lainnya, museum dan pemakaman militer ini juga termasuk dalam game baru yang populer Pokemon Go.
Museum ini adalah salah satu Pokestop --tempat di mana pemain bisa mendapatkan item game secara gratis-- dan pengguna online lain mengatakan ada Pokestop di pemakaman itu.
Andrew Hollinger, direktur komunikasi museum, mengatakan pihaknya mencoba menghapus tempat itu dari game. Dia mengatakan bermain game di dalam tugu peringatan korban Nazi "sangat tidak pantas".
Di Pemakaman Nasional Arlington, Virginia, juru bicara Stephen Smith mengatakan larangan itu merupakan langkah mencegah masalah di masa depan.
"Bermain game seperti Pokemon Go di tanah keramat bukan hal yang pantas," kata pihak pemakaman dalam siaran pers.
Dia mengatakan susunan pemakaman membuat mereka kesulitan mengetahui apakah seorang pengunjung sedang bermain game atau mengakses aplikasi khusus pemakaman tersebut untuk menavigasi tempat bersejarah itu.
Pengembang game Niantic Labs belum merespon pertanyaan The Washington Post apakah mereka bisa menghentikan munculnya Pokemon di dlam museum.
Sebuah rumah sakit di Belanda juga mengeluhkan hal serupa karena ada beberapa pemain yang masuk ke area terlarang demi memburu monster fiktif, seperti dilansir The Guardian.
"Memang ada Pokemon sakit di AMC, tapi kami akan merawatnya. Tolong jangan mengunjunginya," tulis Academic Medical Centre (AMC) di Amsterdam di akun Twitter. AMC juga mengunggah foto Pikachu yang flu dan dikelilingi tisu.
Pokemon Go Dilarang di Museum Memorial Holocaust AS
Museum Memorial Holocaust Amerika Serikat dan Pemakaman Nasional Arlington melarang pengguna ponsel pintar menangkap Pokemon saat mengunjungi tempat tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 jam yang lalu
Respons BI soal Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar
4 jam yang lalu
Sritex (SRIL) Rumahkan 3.000 Buruh Imbas Pailit!
6 jam yang lalu