Kabar24.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menyebutkan saat ini ada dua pilihan Aburizal Bakrie, yakni melakukan langkah kompromi atau membiarkan partai ini hancur.
Direktur Utama Survei Lintas Nusantara ini mengatakan, langkah Aburizal Bakrie (ARB) akan menentukan masa depan Partai Golkar karena keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan kubu ARB.
"Sekarang di atas angin, bola ada di tangannya karena Keputusan MA (Golkar) di tangan ARB," kata Emrus, Jumat (11/3/2016).
Ia mengaku sulit untuk menerka pelaksanaan munaslub yang telah disnyatakan akan terlaksana dengan baik, mengingat sejumlah tindakan politik ARB yang tidak konsisten.
"Seperti pemilihan presiden lalu, awalnya mau capres, terus bergeser mau jadi wapres, bergeser lagi jadi menteri utama. Jadi pernyataan munas tersebut tidak bisa dijamin, apalagi kini secara yuridis ARB di atas angin," katanya.
Ia menengarai, jikapun nantinya terjadi munaslub, seluruhnya akan didominasi orang-orang ARB. Terutama untuk urusan suara dari daerah.
Ia menambahkan, bila hal ini benar terjadi, dipastikan Golkar akan melorot perolehan suaranya dan mulai ditinggalkan pemilihanya.
"Ini bisa seperti lagu Bengawan Solo, riwayatmu kini," katanya.
Bahkan menurut dia, kemungkinan Golkar untuk pecah dan terbentuknya partai baru juga sangat besar, seperti saat terbentuknya Partai NasDem.
Untuk itu, menurut Emrus, ARB memiliki peran penting untuk menjadikan munaslub sebagai tempat rekonsiliasi Golkar sekaligus mengkonsolidasikan partai tersebut.
"Kalau tidak mau hancur, ARB harus mau berkompromi, kalau tidak ya seperti lagu Bengawan Solo tadi, riwayatmu kini," kata Emrus.