Bisnis.com, JAKARTA - Pertemuan bilateral Indonesia dan Pakistan berakhir manis setelah Presiden Joko Widodo dan Presiden Manoon Hussain saling bersepakat untuk menangkal ekstremisme dan terorisme. Selain itu, RI berharap nilai perdagangan kedua negara bisa ditingkatkan.
Agenda pertemuan bilateral kedua pemimpin puncak ini digelar di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (KTT LB ke-5 OKI), Senin (7/3/2016).
Presiden Jokowi berharap dapat meningkatkan kerjasama dengan Pakistan dalam rangka melawan ekstrimis dan terorisme. Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama melawan ekstremisme dan terorisme.
Menyangkut hubungan bilateral, kedua kepala negara sepakat meningkatkan kerjasama ekonomi. Presiden RI menyambut baik peningkatan nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Pakistan senilai US$2,1 milyar pada 2015. Namun, Presiden ingin ditingkatkan lagi karena masih nilai tersebut dianggap masih di bawah potensi.
Selain itu, dalam pertemuan bilateral ini Presiden Jokowi kembali menyampaikan harapan agar negara-negara Islam meningkatkan peranannya dalam proses perdamaian Palestina-Israel.
Presiden Pakistan sepakat mengenai peranan yang lebih besar negara-negara Islam untuk membantu proses perdamaian. Terkait situasi di Timur Tengah, Presiden Jokowi menyampaikan pandangan bahwa baik Indonesia maupun Pakistan memiliki kepentingan dalam menjadikan hubungan antara Arab Saudi dan Iran.
"Indonesia dan Pakistan dapat bekerjasama dalam memberikan kontribusi terhadap perdamaian Timur Tengah," ujar Presiden RI.