Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Munas Golkar: JK Ingatkan Kader Golkar Tak Beli Suara

Politisi senior Partai Golongan Karya Jusuf Kalla mengingatkan agar tidak ada politik uang untuk membeli suara pada pemilihan ketua umum di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mendatang.
Wapres Jusuf Kalla (tengah) selaku Ketua Tim Transisi Partai Golkar menyaksikan dua petinggi Partai Golkar Agung Laksono (kiri) dan Aburizal Bakrie (kanan) berjabat tangan, di Rumah Dinas Wapres, Jakarta, Rabu (3/2/2016)./Antara-Sigid Kurniawan
Wapres Jusuf Kalla (tengah) selaku Ketua Tim Transisi Partai Golkar menyaksikan dua petinggi Partai Golkar Agung Laksono (kiri) dan Aburizal Bakrie (kanan) berjabat tangan, di Rumah Dinas Wapres, Jakarta, Rabu (3/2/2016)./Antara-Sigid Kurniawan

 

Kabar24.com, JAKARTA - Jual beli suara menjadi salah satu isu seiring Munas Luar Biasa Golkar yang akan memilih ketua umum baru partai berlambang beringin itu. 

Politisi senior Partai Golongan Karya Jusuf Kalla mengingatkan agar tidak ada politik uang untuk membeli suara pada pemilihan ketua umum di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar mendatang.

"Tidak boleh. Dan itu tidak meyakinkan, meski diberi uang belum tentu dia juga pilih," kata JK yang juga Wakil Presiden itu di Jakarta, Senin (29/2/2016).

Isu yang berkembang, fungsionaris Partai Golkar Nurdin Halid menyatakan ada kandidat ketua umum yang mulai main uang. Si kandidat memberikan 10.000 dolar Singapura kepada pemilik suara (satu DPD).

Menurut Kalla memang kalau calon-calon itu ke daerah otomatis juga harus ada ongkos hotel, pertemuan, makan untuk teman-teman di daerah.

"Jadi tergantung yang dimaksud politik uang itu seperti apa, kalau hanya untuk ongkos jalan, ongkos hotel, itu biasa saja. Semua partai saya kira sebagian besar melakukan itu, cuma kalau menyogok itu jangan dilakukan," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta Agung Laksono mengusulkan agar KPK mengawasi pelaksanaan Munaslub. Usulan ini disampaikan agar Munaslub dapat menghasilkan Ketua Golkar yang bersih.

"KPK dapat menjadi pengawas nantinya. Jadi kalau ada calon ketum yang macam-macam bisa langsung digugurkan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper