Kabar24.com, JAKARTA -- Perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan produksi listrik secara signifikan khususnya yang berasal dari pembangkin air tenaga air, di mana sumber air terkena dampak tersebut.
Pembangkit listrik tenaga air maupun pembangkit listrik termal, sebagai produsen listrik yang tergantung dengan air untuk menghasilkan energi, secara bersama-sama menghasilkan kontribusi 98% listrik dunia. Jurnal Nature Climate Change menutyrkan pergeseran suhu air, ketersediaan air bersih akibat perubahan iklim bisa mengurangi kapasitas produksi listrik lebih dari 2/3 dari pembangkit listrik dunia pada 2040-2069.
"Pembangkit listrik tak hanya menyebabkan perubahan iklim, tapi juga mereka akan terpengaruh oleh iklim," kata Keywan Riahi, Direktur Program Energi IIASA yang dilansir Trust.org, Selasa (5/1/2015).
Dia menuturkan dengan adanya perubahan iklim maka akan sulit untuk menyediakan layanan yang handal dengan biaya terjangkau. PLTA sendiri mengandalkan air untuk menggerakan turbin, sementara pembangkit termal, termasuk nuklir maupun pembangkit bahan bakar fosil, butuh air untuk mendinginkan sistem mereka.