Kabar24.com, MANILA--Pertemuan APEC Business Advisory Council (ABAC) berhasil mengagendakan rekomendasi Asia-Pacific Infrastructure Partnership atau APIP ke dalam pembahasan utama Pertemuan Puncak Asia-Pacific Economic Cooperation 2015.
Kemitraan Infrastruktur Asia-Pasifik adalah kolaborasi para anggota yang berada di bawah payung Rencana Aksi Cebu (Cebu Action Plan). Rencana Aksi Cebu sendiri digagas oleh para menteri keuangan APEC pada September lalu.
Adapun, rekomendasi ABAC tentang APIP akan diiringi oleh rekomendasi lain mengenai Forum Asia-Pasifik untuk Inklusi Keuangan (the Asia-Pacific Forum on Financial Inclusion/APFFI).
Dalam pertemuan edisi empat, Sabtu (14/11/2015), Ketua ABAC Doris Magsaysay-Ho mengatakan semua agenda tersebut tidak akan hanya berhenti dalam Pertemuan Puncak APEC pekan depan.
"Dalam sidang kali ini, kami akan mencoba merangkum program kerja 2015 lalu melakukan identifikasi isu-isu apa saja yang akan dibawa menjadi agenda 2016," ujarnya.
Dari sisi domestik, Indonesia sendiri amay berhasrat mengamankan komitmen pembiayaan dari ekonomi APEC, seiring dengan rencana besar-besaran Presiden Joko Widodo untuk menggenjot pembangunan infrastruktur.
Dalam peluncuran Rencana Aksi Cebu, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan fokus Indonesia dalam APEC adalah untuk menarik sebanyak mungkin investasi di sektor infrastruktur melalui skema Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS).
Menurutnya, RI saat ini tengah berjuang untuk menghadapi ketidakpastian global. Pembangunan infrastruktur, lanjut Menkeu, bisa menangkal sebagian dampak dari situasi dunia tersebut.
"Prioritas kami adalah mengamankan komitmen pembiayaan untuk investasi infrastruktur di antara negara-negara APEC. Karena hanya dengan membangun infrastruktur, pertumbuhan akan terakselerasi, lapangan tenaga kerja terbuka dan ada peningkatan pendapatan masyarakat," ujarnya.