Kabar24.com, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir mengatakan Kemenristekdikti akan bersinergi dengan Kementerian Agama dalam hal penelitian.
Nasir menuturkan, pentingnya agama sebagai pedoman penelitian yang dilakakukan di tingkat pendidikan tinggi maupun lembaga penelitian.
"Orang di didik dengan ilmu pengetahuan yang baik, maka tidak cukup ilmu pengetahuan yang maju itu tanpa didukung etika yang baik. Nah itu agama yang bisa mendasarkan," ujar Nasir dalam seminar nasional pendidikan agama di Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Menurut Nasir, dengan berpedoman agama, penelitian semakin terarah dan tidak menghilangkan etika beragama.
"Indonesia sebagai negara yang demokratis juga penganut agama Islam terbanyak di dunia. Sehingga, ilmu pengetahuan juga harus berlandaskan agama," tuturnya.
Untuk itu, Nasir menilai pentingnya pendidikan agama yang ditanamkan pada tingkat sekolah paling dasar hingga perguruan tinggi. Dia menilai, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus di barengi dengan pendidikan agama.
"Teori bisa dilakukan selalu dikembangkan terus tapi harus disandingkan dengan etik yang baik. Jangan sampai kemajuan teknologi tidak ada etiknya," ungkapnya.
Nasir juga berharap, kedepan penelitian yang dihasilkan di tingkat pendidikan tinggi tidak hanya berhenti pada publikasi atau literasi semata. Namun, harus berupa inovasi yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas.
"Tidak cukup hanya dengan publikasi harusnya menghasilkan inovasi maka inovasi inilah yang dapat dirasakan masyarakat. Bisa nanti industri bisa nanti ke masyarakat sebagai pengabdian masyarakat menjadi teknologi tepat guna," paparnya.
Nasir menegaskan, kebenaran hasil penelitian yang sahih juga berlandaskan agama. Agar dapat diterima oleh masyarakat.
"Kalau tidak dibarengi dengan etik namanya atheis, orang tidak beragama. Ini menjadi penting bagi kebenaran riset dan inovasi," pungkasnya.