Perawat, pemandu, sekaligus pengaman Sasmitaloka, Haji Sartono, mengatakan dirinya hafal betul detail dari setiap benda di dalam rumah tersebut.
“Bahkan, kalau ada salah satu botol parfum ini yang bergeser saja, pasti saya tahu. Harus dikembalikan ke posisi awal,” jelasnya.
Terlihat jelas bahwa Pak Yani adalah sosok yang rapi dan peduli penampilan. Dua botol mousse a raser merek Williams, empat botol Old Spice Super Smooth Shave, sebotol London Lynn Perfume, hingga sebotol sirup Sarang Sari milik beliau berjajar rapi di meja rias.
Tepat di depan meja rias, sebuah peti kaca yang menyimpan senjata Thomson yang digunakan menghabisi nyawa Pak Yani dipajang. Senjata itu disandingkan dengan proyektil-proyektil yang ditemukan di rumah itu pascatragedi.
Ada juga sebuah piyama yang dilipat rapi. Piyama ini digunakan oleh Bu Yani untuk mengelap darah suaminya yang berceceran di lantai setelah ditembak dan diseret pada malam nahas tersebut.
“Piyama yang dikenakan oleh Pak Yani saat kejadian, ada di [museum] Lubang Buaya,” sebut Sartono.