Bisnis.com, JAKARTA -- Pendidikan Indonesia seharusnya bisa lebih maju, jika diciptakan ruang lebih banyak bagi dosen untuk mengembangkan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing. Pasalnya, peluang dosen untuk meneliti belum banyak. Jumlah dosen yang aktif meneliti saat ini baru 10%.
Dosen yang sudah aktif meneliti juga dinilai masih kurang meningkatkan kemampuannya meneliti. Diharapkan, pemerintah juga mendorong adanya penelitian kolaboratif.
Menurut Mantan Dirjen Pendidikan Tinggi Satryo Soemantri Brodjonegoro, kesempatan dosen untuk meneliti memang tidak banyak. Hal itu berkaitan dengan ketersediaan dana yang terbatas. Selain itu, masih banyak dosen yang belum siap dan berpengalaman meneliti. Perkiraannya, secara kasar, dosen yang siap itu mencapai 60%.
"Namun jumlah ini pun tidak memiliki peluang yang banyak dalam meneliti. Sedangkan, 40% lainnya masih harus dibina ulang," ucap Satrio saat dihubungi Bisnis.com, Jakarta, Jumat (11/9/2015)
Dosen yang belum siap itu, kata Satrio, sebenarnya memiliki kemauan untuk belajar. Namun, karena kesempatan yang terbatas tadi, ada sejumlah dosen yang memilih menunggu kesempatan datang. Atau ada yang diam.
"Akibatnya, tidak banyak kemajuan penelitian di Indonesia," kata Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Satryo mengatakan, untuk menggenjot penelitan di Indonesia, perlu adanya universitas yang fokus pada penelitian. Selama ini, menurutnya, beban dosen masih terbagi dengan kewajiban mengajar dibandingkan melakukan penelitian.
“Harus ada universitas riset kalau mau menggenjot penelitian dari perguruan tinggi,” pungkasnya.