Kabar24.com, JAKARTA - Selasa (11/8) jelang petang, Istana Bogor berangsur sejuk dan sepi. Para tamu, mulai dari kepala lembaga negara hingga jajaran menteri Kabinet Kerja telah beranjak kembali ke Jakarta.
Dua rapat maraton yang di-agendakan pun telah dibahas tuntas. Sekitar pukul 16.00 WIB, dengan berbatik coklat lengan panjang, Presiden Joko Widodo melenggang keluar Gedung Induk Istana Bogor.
Sebelum beranjak ke Paviliun Dyah Bayurini untuk beristirahat, Jokowi menyempatkan diri meladeni pertanyaan para wartawan. Salah satu pertanyaan yang tak luput dari perhatian adalah perombakan kabinet.
Sejak isu perombakan kabinet berhembus pada April 2015, bola panas reshuffle saat itu memang terus bergulir sebelu akhirnya benar-benar terjadi pada Rabu (12/8/2015) siang.
Salah satu gurauan Presiden Jokowi yang masih membekas adalah ketika dirinya memberi kesempatan kepada menteri-menterinya merayakan Lebaran di rumah dinas menteri. "Biarlah mereka merasakan Lebaran di Widya Chandra dan Denpasar Raya dulu."
Setelah Lebaran, kabar mengenai perombakan kabinet meredup. Kondisi perekonomian tak kunjung menunjukkan kepercayaan diri. Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak terkoreksi dan nilai tukar rupiah kian melemah.
Kondisi itu diperparah dengan kebijakan makroekonomi China yang membirkan mata uang yuan terus melemah. Kebijakan yang disebut abnormal di luar tradisi intervensi yang dilakukan China.
Menko bidang Politik, Hukum, dan HAM Tedjo Edhi Purdijatno yang disebut-sebut layak diganti sibuk mengurusi insiden pembakaran musala di Tolikara, Papua dan hiruk pikuk persiapan Pilkada serentak di 269 daerah pada 9 Desember 2015.
Tak hanya Tedjo, menteri-menteri sektor ekonomi pun jadi sasaran tembak reshuffle kabinet. Sebagian pihak menjadikan menteri-menteri ekonomi sebagai kambing hitam loyonya ekonomi negeri.
Di tengah tudingan itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro putar otak untuk menggenjot penyerapan anggaran pemerintah yang seret dan berstrategi memacu mesin-mesin ekonomi agar bergerak lebih lincah.
Apalagi menjelang peringatan Hari Kemerdekaan, menkeu harus menyusun angka dan arah politik anggaran dalam Nota Keuangan dan RAPBN 2016 yang akan dibacakan Presiden Jokowi di hadapan parlemen pada 14 Agustus 2015.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno terus pasang mata dan telinga untuk memantau realisasi kinerja 119 perusahaan plat merah yang total belanja modalnya mencapai lebih dari Rp300 triliun pada tahun ini.
Hobi Presiden menggelar rapat juga membuat para menteri cukup kelimpungan. Setidaknya tiga kali dalam seminggu para menteri bergantian hilir mudik ke Istana menenteng setumpuk dokumen untuk dipresentasikan dalam rapat terbatas.
Kesibukan mengurus persoalan sektoral membuat isu reshuffle meredup. Setidaknya dalam sebulan terakhir, roda pemerintahan tak lagi gaduh lantaran isu reshuffle kabinet. Tetapi kesenyapan hanya tampak di permukaan.
TARIK ULUR
Di dalam Istana, santer beredar kabar terjadi silang pendapat yang cukup alot antara Jokowi dengan JK. Pemicunya tak lain adalah keinginan Jokowi mencopot Sofyan Djalil dari posisi Menko Perekonomian.
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan (kini Menko Polhukam) disebut sudah gatal ingin melengserkan Sofyan.
Namun, niat tersebut tidak direstui lantaran Sofyan dianggap sebagai orang dekat Kalla. Hubungan JK dan Sofyan memang cukup erat, apalagi setelah perundingan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka pada awal 2000-an.
Apabila tersingkir dari Kabinet Kerja, Sofyan bersikap legowo. Dia tahu betul bahwa reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden dan menjadi menteri merupakan sebuah privilage bagi dirinya.
Polemik Sofyan hanya satu dari sekian banyak tarik menarik kepentingan di lingkaran Istana.Belum lagi kalkulasi soal jatah partai politik, keterwakilan berdasarkan unsur agama dan ras, serta kesesuaian kompetensi yang ikut membebani keputusan Presiden dalam merombak Kabinet Kerja.
Selasa malam, Menko Polhukam Tedjo Edhi, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Mendag Rachmat Gobel, dan Menteri Bappenas Andrinof Chaniago menyambangi Istana. Dalihnya, untuk membahas pidato kenegaraan jelang Hari Kemerdekaan ke-70 dan pasokan daging sapi.
Buntut pertemuan tersebut, Presiden dikabarkan akan merombak sekaligus melantik menteri-menteri baru pada Rabu (12/8) di Istana Negara. Kabar yang akhirnya terjawab tuntas siang kemarin usai pelantikan Gubernur definitif Banten Rano Karno.
"Sehubungan dengan berakhirnya jabatan saya selaku Menko Polhukam, saya mohon diri & mohon maaf atas segala khilaf & salah," ujar Tedjo melalui pesan singkat, Rabu (12/8). Rupanya ini makna dari ejaan tiga suku kata yang dilontarkan Presiden Jokowi di Istana Bogor, Selasa (11/8), " Re-shuf-fle!"
Ana Noviani