Kabar24.com, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti mengendus ada kartel yang bermain di balik menanjaknya harga daging sapi, mereka sengaja mengatur harga daging agar pemerintah mau membuka keran mengimpor.
"Memang ada usaha-usaha agar supaya kita ketergantungan pada impor, nah itu pengkondisian-pengkondisian semacam itu ada pelanggar pelanggarannya," kata Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (11/8/2015).
Karena itu, Badrodin mengatakan Polri segera menelusuri siapa saja pihak yang menciptakan kondisi tersebut. Selain itu, Badrodin melihat praktik demikian tak hanya ada di komoditas daging, tapi komoditas pokok lainnya.
"Mulai dari beras, kedelai, jagung, garam, daging. Semua kita akan tangani. Tetapi semua produk impor yang diduga ada penyimpangan, itu pasti kita lakukan penyelidikan," katanya.
Badrodin mengatakan modus yang digunakan para kartel adalah dengan memainkan harga barang. Ketika harga barang produksi dalam negeri turun dan masyarakat tak mau memproduksi, maka di situlah kartel bermain.
Dia mencotohkan ada satu produk saat panen justru impornya masuk. Dengan begitu harga komoditas dalam negeri turun, akibatnya masyarakat enggan memproduksinya.
"Nah setelah masyarakat tidak mau memproduksi itu, barulah dia ngatur. Harganya diatur, produksinya diatur, nah ini yang tidak boleh. Pasti ada permainan antara penentu kebijakan, masalah perizinannya, dan lain-lain," kata mantan Kapolda Sulteng.
Polri Siap Usut Pihak Yang Mainkan Harga Daging Sapi
Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti mengendus ada kartel yang bermain di balik menanjaknya harga daging sapi, mereka sengaja mengatur harga daging agar pemerintah mau membuka keran mengimpor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dika Irawan
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
38 detik yang lalu
Saham Bank Pilihan JP Morgan saat Likuiditas Ketat & Kredit Melambat
38 detik yang lalu