Kabar24.com, JAKARTA—Petinggi media Islam yang diblokir sepihak oleh Kementerian Kominfo membantah jika dituding mengusung platform radikalisme Islam.
Aendra Medita, Dewan Redaksi voa-islam.com, mengatakan media-media yang diblokir itu berplatform Islam. “Tapi bukan radikal atau pun membawa propaganda Islamic State of Iraq and Syiria,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Rabu (1/4/2015).
Meski demikian, Aendra menolak berkomentar saat ditanya soal salah satu media Islam yang diblokir pernah menayangkan sejumlah foto anak-anak dididik oleh ISIS menggunakan senjata.
Dalam foto itu tampak jelas, tidak ada pengaburan wajah anak-anak sesuai UU Pers dan kode etik jurnalistik di Indonesia.
“Saya tidak bisa berkomentar,” kata Aendra.
Aendra berkilah belum pernah melihat foto-foto itu. “Kalau secara pribadi dan di media saya, mengharuskan adanya pengaburan wajah ketika melibatkan anak-anak dalam pemberitaan ISIS.”
Meski demikian, dirinya meminta kepada pemerintah untuk secepatnya membuka kembali situs media Islam yang diblokir.
“Jika tidak segera dibuka, kami ajukan langkah hukum karena apa yang dilakukan pemerintah bertentangan dengan apa yang ada dalam UU kita,” ujarnya.