Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KISRUH GOLKAR: Setelah Munas, Diprediksi Muncul Parpol Baru

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang memprediksikan kemungkinan besar akan lahir partai politik baru pascamusyawarah nasional (munas) Partai Golkar di Bali pada 30 November 2014.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, KUPANG - Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang memprediksikan kemungkinan besar akan lahir partai politik baru pascamusyawarah nasional (munas) Partai Golkar di Bali pada 30 November 2014.

Partai baru ini akan dibentuk oleh mereka yang tersingkir atau disingkirkan, sebagaimana Surya Paloh mendirikan Nasdem atau Wiranto mendirikan Hanura dan Prabowo mendirikan Gerindra yang mampu menyedot kader Golkar potensial ke partai sempalan dari Golkar tersebut, kata Ahmad Atang di Kupang, Kamis (27/11/2014), terkait kemungkinan muncul parpol baru pascamunas Golkar.

"Golkar sebagai partai besar dengan segudang kader yang memiliki kapasitas dan kematangan sebagai politisi, ternyata belum dewasa dalam menyelesaikan perbedaan terkait sirkulasi kepemimpinan," ucapnya.

Dia mengatakan selama ini Golkar terkesan solid antarelite partai di seluruh Indonesia, tetapi ternyata rentan.

"Jadi jangan sampai munas kali ini melahirkan partai baru oleh mereka yang tersingkir atau disingkirkan, dan ini akan menyedot banyak kader Golkar potensial ke partai sempalan dari Golkar tersebut," ujarnya.

Karena itu, jika Golkar tidak bijak dalam mengakomodasi beragam kepentingan menjelang munas, maka ke depan Golkar akan ditinggal oleh kadernya sendiri.

Para kader-kader potensial ditingkat nasional akan bersatu dan mendirikan partai baru. Ini tentu akan menyedot kader Golkar ditingkat daerah yang ikut tersingkirkan pada saat Aburizal Bakrie menahkodai partai berlambang pohon beringin itu.

Ahmad Atang mengatakan, fakta menunjukkan bahwa hijrah politik para kader potensial ke partai lain justeru membawa keberuntungan.

Fery Mursidan Baldan hijrak ke Nasdem dan Yudi Krisnandi hijrah ke Hanura, misalnya, justeru mendapat posisi menteri dalam kebinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Padahal, dua kader potensial ini belum tentu menjabat sebagai menteri jika masih tetap bercokol di partai Golkar, tukasnya.

Dalam kaitan ini, maka partai Golkar sebagai partai tua, harus peka jika tidak ingin ditinggalkan oleh kadernya sendiri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper